Akibat melemahnya ekonomi dunia saat ini banyak perusahaan khususnya yang berorientasi eksport tidak mampu lagi untuk memutar roda usahanya. Bahkan pada akhir January 2009 ada 245 perusahaan yang mengajukan kenaikan upah minimum dan hanya 175 perusahaan yang di beri izin oleh pemerintah untuk menunda kenaikan upah para karyawannya.
Jika kita berasumsi melemahnya daya beli Negara-negara tujuan eksport maka tentunya orientasi bukalah kepada pasar luar negeri melainkan pasar lokal. Pasar domestik saat ini masih cukup luas ada 200 juta orang yang memiliki beragam kebutuhan dan ini belum sepenuhnya dapat dilayani oleh perusahaan-perusahaan lokal . Salah satu badan usaha yang melayani pasar local saat ini dan begitu diminati oleh pengusaha luar negri adalah Retail, setelah masuknya Carefour, Circle Q, 7eleven masih banyak lagi raksasa retail dunia yang meirik pasar Indonesia.
Mengapa pengusaha Indonesia tidak begitu tertarik untuk menumbuhkan atau mengembangkan bisnis Retail yang sudah ada. Memang betul banyak pengusaha kita yang bergerak di bidang retail/eceran tapi sayangnya system kerja mereka masih sangat tradisional, bahkan yang menjadi target mereka adalah bukannya menjadi retailer modern yang maju melainkan menjadi agen besar untuk beberapa komoditas. Padahal kita tahu, untuk menjadikan usaha kita menjadi agen atau wholesaler itu membutuhkan modal yang sangat besar dengan margin keuntungan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penjualan eceran. Kita tidak akan membahas lebih jauh masalah ini karena itu adalah urusan perusahaan masing-masing. Kali ini yang akan kami bahas adalah Strategy apa yang penting bagi peretail dan mengapa?
Jika dilihat dari teory “Wheel of retailing” oleh Berman, Bary 2006 ada perubahan kebijakan dari Low-end strategy menjadi High-end strategy
Untuk mendominasi pasar retail terkadang kita hanya berpikir “besar dan kecil” sesuatu yang besar akan menguasai pasar dan yang kecil tidak. Tetapi dengan tersegmentasinya pasar maka dominasi itu bukan sekedar besar dan kecil saja, ada beberapa alasan para konsumen mendatangi sebuah toko eceran antara lain ;
1. Harga yang lebih murah, dapat diraih dengan orientasi biaya rendah dan efisiensi biaya.
2. Konsumen menginginkan kenyamanan, menjadikan sebuah toko yang paling nyaman dengan memberikan jasa pelayanan terbaik.
3. Mudah dijangkau, dekat dengan konsumen, jam buka yang panjang.
4. Mencari sesuatu yang baru, Inovator store.
5. Dapat menemukan semua kebutuhannya, lengkap, dan masih banyak lagi yang lain.
Karakteristik retail dilihat dari daur hidupnya ; jika dilihat dari daur hidup sebuah tempt perbelanjaan eceran maka ada beberapa kategori khusus yang dapat dimasukkan disini, yaitu.
Introduction
Sales : Low/growing
Profitability : Negative to BEP
Positioning : Concept innovation
Competition : Dropping
Growth
Sales : Rapid accelerate
Profitability : High yield
Positioning : Special Need
Competition : Low
Maturity
Sales :High, levelling off
Profitability : High
Positioning : Broad market
Competition : Niche
Decline
Sales : Dropping
Profitability : Low to BEP
Positioning : Niche
Competition : Intensive
Gambaran diatas dapat membantu anda untuk melihat berada di manakah posisi anda jika dilihat dari daur hidupnya. Untuk menghindari tahap decline maka anda dapat mengambil beberapa langkah strategis dalam hal memperbaiki margin usaha anda. Misalnya dengan melakukan Merger, Diversification ataupun Downsizing.
Merger : Melakukan kerjasama dengan pihak lain yang bergerak dalam bisnis retail, misalnya membangun retail baru dalam bentuk yang lain apakah home appliances store, cosmetic store atau bentuk lainnya.
Diversification : Membuka gerai baru yang sama sekali berbeda dengan yang sudah ada.
Downsizing : Menjual atau menutup usaha tersebut atau sebagian department yang merugikan.
Biaya sebagai factor terpenting dalam menjalankan operasional usaha retail banyak di jadikan latar belakang pemilihan strategi, untuk lebih berhasilnya maka anda dapat memilih salah satu dari beberapa pendekatan ini ;
1. Standarisasi prosedur operasional, layout toko, ukuran took dan item produk.
2. Mencari lokasi yang sedang berkembang.
3. Menempatkan toko pada komunitas yang lebih kecil, dengan regulasi gedung yang lebih ringan, biaya pekerja lebih murah.
4. Menggunakan material bangunan yang lebih murah. Seperti penggunaan lantai yang lebih sederhana.
5. Menggunakan material display yang lebih murah.
6. Join operation degan pihak-pihak advertising.
7. Tidak menggunakan inventory stock yang besar atau tidak menggunakan gudang sama sekali.
Intinya Penetapan strategy retail merupakan kombinasi dari factor-faktor ;
- Lokasi.
- Operasional.
- Barang/jasa.
- Harga.
- Atmosphere.
- Pelayanan dan promosi.
Jika kita berasumsi melemahnya daya beli Negara-negara tujuan eksport maka tentunya orientasi bukalah kepada pasar luar negeri melainkan pasar lokal. Pasar domestik saat ini masih cukup luas ada 200 juta orang yang memiliki beragam kebutuhan dan ini belum sepenuhnya dapat dilayani oleh perusahaan-perusahaan lokal . Salah satu badan usaha yang melayani pasar local saat ini dan begitu diminati oleh pengusaha luar negri adalah Retail, setelah masuknya Carefour, Circle Q, 7eleven masih banyak lagi raksasa retail dunia yang meirik pasar Indonesia.
Mengapa pengusaha Indonesia tidak begitu tertarik untuk menumbuhkan atau mengembangkan bisnis Retail yang sudah ada. Memang betul banyak pengusaha kita yang bergerak di bidang retail/eceran tapi sayangnya system kerja mereka masih sangat tradisional, bahkan yang menjadi target mereka adalah bukannya menjadi retailer modern yang maju melainkan menjadi agen besar untuk beberapa komoditas. Padahal kita tahu, untuk menjadikan usaha kita menjadi agen atau wholesaler itu membutuhkan modal yang sangat besar dengan margin keuntungan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penjualan eceran. Kita tidak akan membahas lebih jauh masalah ini karena itu adalah urusan perusahaan masing-masing. Kali ini yang akan kami bahas adalah Strategy apa yang penting bagi peretail dan mengapa?
Jika dilihat dari teory “Wheel of retailing” oleh Berman, Bary 2006 ada perubahan kebijakan dari Low-end strategy menjadi High-end strategy
Untuk mendominasi pasar retail terkadang kita hanya berpikir “besar dan kecil” sesuatu yang besar akan menguasai pasar dan yang kecil tidak. Tetapi dengan tersegmentasinya pasar maka dominasi itu bukan sekedar besar dan kecil saja, ada beberapa alasan para konsumen mendatangi sebuah toko eceran antara lain ;
1. Harga yang lebih murah, dapat diraih dengan orientasi biaya rendah dan efisiensi biaya.
2. Konsumen menginginkan kenyamanan, menjadikan sebuah toko yang paling nyaman dengan memberikan jasa pelayanan terbaik.
3. Mudah dijangkau, dekat dengan konsumen, jam buka yang panjang.
4. Mencari sesuatu yang baru, Inovator store.
5. Dapat menemukan semua kebutuhannya, lengkap, dan masih banyak lagi yang lain.
Karakteristik retail dilihat dari daur hidupnya ; jika dilihat dari daur hidup sebuah tempt perbelanjaan eceran maka ada beberapa kategori khusus yang dapat dimasukkan disini, yaitu.
Introduction
Sales : Low/growing
Profitability : Negative to BEP
Positioning : Concept innovation
Competition : Dropping
Growth
Sales : Rapid accelerate
Profitability : High yield
Positioning : Special Need
Competition : Low
Maturity
Sales :High, levelling off
Profitability : High
Positioning : Broad market
Competition : Niche
Decline
Sales : Dropping
Profitability : Low to BEP
Positioning : Niche
Competition : Intensive
Gambaran diatas dapat membantu anda untuk melihat berada di manakah posisi anda jika dilihat dari daur hidupnya. Untuk menghindari tahap decline maka anda dapat mengambil beberapa langkah strategis dalam hal memperbaiki margin usaha anda. Misalnya dengan melakukan Merger, Diversification ataupun Downsizing.
Merger : Melakukan kerjasama dengan pihak lain yang bergerak dalam bisnis retail, misalnya membangun retail baru dalam bentuk yang lain apakah home appliances store, cosmetic store atau bentuk lainnya.
Diversification : Membuka gerai baru yang sama sekali berbeda dengan yang sudah ada.
Downsizing : Menjual atau menutup usaha tersebut atau sebagian department yang merugikan.
Biaya sebagai factor terpenting dalam menjalankan operasional usaha retail banyak di jadikan latar belakang pemilihan strategi, untuk lebih berhasilnya maka anda dapat memilih salah satu dari beberapa pendekatan ini ;
1. Standarisasi prosedur operasional, layout toko, ukuran took dan item produk.
2. Mencari lokasi yang sedang berkembang.
3. Menempatkan toko pada komunitas yang lebih kecil, dengan regulasi gedung yang lebih ringan, biaya pekerja lebih murah.
4. Menggunakan material bangunan yang lebih murah. Seperti penggunaan lantai yang lebih sederhana.
5. Menggunakan material display yang lebih murah.
6. Join operation degan pihak-pihak advertising.
7. Tidak menggunakan inventory stock yang besar atau tidak menggunakan gudang sama sekali.
Intinya Penetapan strategy retail merupakan kombinasi dari factor-faktor ;
- Lokasi.
- Operasional.
- Barang/jasa.
- Harga.
- Atmosphere.
- Pelayanan dan promosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar