Minggu, 02 Mei 2010

PENGEMBANGAN STRATEGY RETAIL

Akibat melemahnya ekonomi dunia saat ini banyak perusahaan khususnya yang berorientasi eksport tidak mampu lagi untuk memutar roda usahanya. Bahkan pada akhir January 2009 ada 245 perusahaan yang mengajukan kenaikan upah minimum dan hanya 175 perusahaan yang di beri izin oleh pemerintah untuk menunda kenaikan upah para karyawannya.
Jika kita berasumsi melemahnya daya beli Negara-negara tujuan eksport maka tentunya orientasi bukalah kepada pasar luar negeri melainkan pasar lokal. Pasar domestik saat ini masih cukup luas ada 200 juta orang yang memiliki beragam kebutuhan dan ini belum sepenuhnya dapat dilayani oleh perusahaan-perusahaan lokal . Salah satu badan usaha yang melayani pasar local saat ini dan begitu diminati oleh pengusaha luar negri adalah Retail, setelah masuknya Carefour, Circle Q, 7eleven masih banyak lagi raksasa retail dunia yang meirik pasar Indonesia.
Mengapa pengusaha Indonesia tidak begitu tertarik untuk menumbuhkan atau mengembangkan bisnis Retail yang sudah ada. Memang betul banyak pengusaha kita yang bergerak di bidang retail/eceran tapi sayangnya system kerja mereka masih sangat tradisional, bahkan yang menjadi target mereka adalah bukannya menjadi retailer modern yang maju melainkan menjadi agen besar untuk beberapa komoditas. Padahal kita tahu, untuk menjadikan usaha kita menjadi agen atau wholesaler itu membutuhkan modal yang sangat besar dengan margin keuntungan yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penjualan eceran. Kita tidak akan membahas lebih jauh masalah ini karena itu adalah urusan perusahaan masing-masing. Kali ini yang akan kami bahas adalah Strategy apa yang penting bagi peretail dan mengapa?
Jika dilihat dari teory “Wheel of retailing” oleh Berman, Bary 2006 ada perubahan kebijakan dari Low-end strategy menjadi High-end strategy
Untuk mendominasi pasar retail terkadang kita hanya berpikir “besar dan kecil” sesuatu yang besar akan menguasai pasar dan yang kecil tidak. Tetapi dengan tersegmentasinya pasar maka dominasi itu bukan sekedar besar dan kecil saja, ada beberapa alasan para konsumen mendatangi sebuah toko eceran antara lain ;
1. Harga yang lebih murah, dapat diraih dengan orientasi biaya rendah dan efisiensi biaya.
2. Konsumen menginginkan kenyamanan, menjadikan sebuah toko yang paling nyaman dengan memberikan jasa pelayanan terbaik.
3. Mudah dijangkau, dekat dengan konsumen, jam buka yang panjang.
4. Mencari sesuatu yang baru, Inovator store.
5. Dapat menemukan semua kebutuhannya, lengkap, dan masih banyak lagi yang lain.
Karakteristik retail dilihat dari daur hidupnya ; jika dilihat dari daur hidup sebuah tempt perbelanjaan eceran maka ada beberapa kategori khusus yang dapat dimasukkan disini, yaitu.

Introduction
Sales : Low/growing
Profitability : Negative to BEP
Positioning : Concept innovation
Competition : Dropping

Growth
Sales : Rapid accelerate
Profitability : High yield
Positioning : Special Need
Competition : Low

Maturity
Sales :High, levelling off
Profitability : High
Positioning : Broad market
Competition : Niche

Decline
Sales : Dropping
Profitability : Low to BEP
Positioning : Niche
Competition : Intensive


Gambaran diatas dapat membantu anda untuk melihat berada di manakah posisi anda jika dilihat dari daur hidupnya. Untuk menghindari tahap decline maka anda dapat mengambil beberapa langkah strategis dalam hal memperbaiki margin usaha anda. Misalnya dengan melakukan Merger, Diversification ataupun Downsizing.
Merger : Melakukan kerjasama dengan pihak lain yang bergerak dalam bisnis retail, misalnya membangun retail baru dalam bentuk yang lain apakah home appliances store, cosmetic store atau bentuk lainnya.
Diversification : Membuka gerai baru yang sama sekali berbeda dengan yang sudah ada.
Downsizing : Menjual atau menutup usaha tersebut atau sebagian department yang merugikan.
Biaya sebagai factor terpenting dalam menjalankan operasional usaha retail banyak di jadikan latar belakang pemilihan strategi, untuk lebih berhasilnya maka anda dapat memilih salah satu dari beberapa pendekatan ini ;
1. Standarisasi prosedur operasional, layout toko, ukuran took dan item produk.
2. Mencari lokasi yang sedang berkembang.
3. Menempatkan toko pada komunitas yang lebih kecil, dengan regulasi gedung yang lebih ringan, biaya pekerja lebih murah.
4. Menggunakan material bangunan yang lebih murah. Seperti penggunaan lantai yang lebih sederhana.
5. Menggunakan material display yang lebih murah.
6. Join operation degan pihak-pihak advertising.
7. Tidak menggunakan inventory stock yang besar atau tidak menggunakan gudang sama sekali.
Intinya Penetapan strategy retail merupakan kombinasi dari factor-faktor ;
- Lokasi.
- Operasional.
- Barang/jasa.
- Harga.
- Atmosphere.
- Pelayanan dan promosi.

THE RETAIL CUSTOMER

Agar dapat membahas mengenai konsumen retail dengan baik, maka pada awalnya harus terlebih dahulu dibahas tentang 4 kelompok penting dalam perubahan kondisi demografis konsumen itu sendiri, yang meliputi: generational cohorts, perbedaan etnikal, pendapatan masyarakat dan tingkat penggunaan internet oleh konsumen.

Generatinoal Cohorts

Para peretai dan vendornya menemukan bahwa sangat penting untuk membagi orang – orang kedalam bagian – bagian generasi dan membedakan pasar mereka. Hal ini dikarenakan bahwa biasanya orang yang memiliki generasi sama akan memiliki kebiasaan pembelian yang juga serupa diakibatkan mereka telah berbagi pengalaman dan berada ditingakatan masa yang sama.

Generational Cohorts Jarak Tahun Kelahiran Umurnya ditahun 2001
Generasi Y 1977 – 1955 6 - 24 tahun
Generasi X 1965 – 1976 25 - 36 tahun
Baby Boomer 1946 – 1964 37 - 55 tahun
Senior Sebelum 1946 56 tahun dan lebih tua

Walaupun banyak jalan untuk membagi – bagi bagian generasi, terdapat 4 kelompok yang utama yaitu:

• Generasi Y

Merupakan kelompok yang termuda dibandingkan kelompok lainya, juga merupakan kelompok yang paling besar dimana akan terus bertambah besar dari tiap angka kelahiran yang terjadi. Kelompok ini dapat dibedakan menjadi anak – anak (umur 6 – 14 tahun) dan remaja (15 – 24 tahun). Walaupun 2 kelompok ini memiliki banyak kesamaan, tetapi mereka memiliki pendekatan pasar yang sangat berbeda. Generasi Y memperlihatkan berbagai pola perilaku paradoks:

- Walaupun kebanyakan ingin memiliki kualitas hidup yang tinggi, tetapi mereka sering melakukan banyak aktivitas yang menimbulkan stress.
- Walaupun mereka melakukan bayak kegiatan menyehatkan, tetapi mereka juga suka berkecimpung dengan obat – obat terlarang.
- Walaupun mereka malas untuk berkerja, tetapi mereka menyadari bahwa mereka memerlukan uang untuk memuaskan kebutuhan konsumsi mereka.

Generasi Y memiliki tendensi untuk menunjukan perilaku dan pola berbelanja yang sama diseluruh dunia. Para ahli percaya bahwa alasan dari kesamaan mereka adalah karena ini merupakan generasi pertama yang terikat oleh situs media secara luas. Peluang untuk memasarkan produk kepada mereka sangatlah besar, karena:

1 Mereka memiliki uang mereka sendiri untuk dibelanjakan.
2 Anak – anak dan remaja mempengaruhi pembelian rumah tangga melalui meminta pada orang tuanya atau mereke berbelanja sendiri.

[Wikipedia.com] Generasi ini sering disebut juga sebagai kelompok milennials, net generation atau trophy kids mulai berkembang pesat pada tahun 1980 – 1990. dijelaskan bahwa generasi ini merupakan generasi yang akrab dengan teknologi yang ada sekarang. Menurut penelitian bahwa:

- 97% kelompok ini punya komputer
- 97% kelompok ini mendownload berbagai file dari internet
- 94% memiliki handphone
- 76% menggunakan layanan pesan singkat
- 75% anggota yang masih duduk dibangku kuliah memiliki identitas diri diinternet untuk keperluan sosialisai ( Friendster atau Facebook )
- 60% memiliki peranti musik portable sperti I-Pod
- 14% sering melakukan belanja secara online
- 8% memiliki kecanduan terhadap game online
-
Dalam hal ini para pengusaha eceran harus mampu menggunakan dengan baik peluang yang ada, dimana online shooping dan advertising melalui internet sangat berpengaruh bagi mereka, karena hampir 100% kelompok ini mampu melakukan akses ke dunia maya tersebut.
Beberapa strategi yang digunakan oleh peretail untuk menarik konsumen generasi Y meliputi:

 Membuat orang – orang berusia muda terlibat dalam toko yang dikelolanya.
 Memiliki peduli terhadap lingkungan sekitar, perlindungan binatang peliharaan dan isu – isu sosial lainya.
 Kejujuran. Peretail akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berelasi dengan kaula muda jika mereka mampu mengilustrasikan kekuatan dan kelemahan mereka melalui humor yang menyenangkan.
 Melakukan iklan dan promosi dengan acara olahraga atau musik.
 Membuat toko terlibat dalam kegiatan pelayanan masyarakat.

Sedangkan beberapa strategi khusus peretail untuk menarik konsumen anak – anak ialah:

 Mengembangkan kerja sama dengan sekolah – sekolah
 Memberika merchandise dalam kelompok yang tersusun sehingga menghilangkan perasaan “ terlalu banyak untuk dipilih”
 Menciptakan department yang mampu menyentuh perasaan konsumennya.
Selain itu, menganalisa daerah pasar juga sangat penting agar para peretail dapat lebih mampu menyerap pasar dari konsumen ini. [Davidson, Sweeney and Stampfl 1988, “The Retailing Management 6/E” 240] Bebereapa hal yang penting untuk dianalisa berkaitan dengan daerah pasar ialah:
- Dimensi populasi secara umum
- Jumlah populasi target pasar
- Transportasi dan jaringan jalan raya
- Karakteristik ekonomis
- Tingkat efektivitas daya beli
- Potensi market disekitar area pasar tersebut
- Budaya konsumen dan cselera fashionnya
- Tingkat intensitas kompetitif peretail lain didaerah tersebut
- Jaringan media dan biaya yang harus dikeluarkan
- Kapabilitas distribusi
- Keunikan karakteristik lingkungan daerah sekitara toko peretail
- Iklim bisnis yang berkaitan dengan ketersediaan berbagai sumber - sumber modal
- Peluang periklanan dan biaya yang harus dikeluarkan

• Generasi X

Generasi X atau sering juga disebut baby busters, FLYERS atau twentysomething ahir antara tahun 1965 dan 1976. Generasi ini adalah generasi pertama bertipikal: mereka tumbuh didalam rumah sementara kedua orang tua mereka pergi berkerja. Hampir dari separuh jumlah orang – orang dalam generasi X memiliki tingkat pendidikan yang kurang memadai seperti baby boomer, karena orang – orang dalam generasi X 50% nya memiliki orang tua yang bercerai atau tewas dalam perang yang terjadi pada saat itu. Walaupun begitu generasi X mampu melakukan total pembelian produk retail sampai 125 juta Dolar pertahun. Hal ini dikarenakan fakta bahwa orang – orang dari generasi inipun akan menikah dikemudian hari, memiliki rumah, dan akan hidup sebagai orang tua lebih lama daripada generasi yang sebelumnya.
Generasi X secara umum digambarkan sebagai konsumen yang cerdik, lebih sinis daripada golongan baby boomer. Mereka lebih tidak mempercayai iklan – iklan dan apa yang dikatakan pekerja sales kepada mereka. Mereka biasanya telah belajar tentang pilihan berbelanja pada usia muda, sehingga mereka memiliki pengetahuan lebih banyak mengenai jenis – jenis produk dan lebih menghindari resiko dalam berbelanja dibandingkan pembeli lainya. Agar para peretail dapat menyerap pasar dari kelompok ini secara efektif, paeretail harus berusaha lebih beradaptasi dan memahami sifat sinis dari orang - orang yang berumur 18 – 29. banyak para peretail yang telah menyadari bahwa kunci kesuksesan untuk menyerap keuntungan dari golongan kelompok ini ialah dengan menggalakan teknik penjualan yang perduli dengan lingkungan sekitar ( green marketing ) [Michael Levy & Barton A. Weitz “Retailing Management 2nd edition” hal 67] dengan tujuan untuk memancing para busters yang rata – rata banyak yang perduli dengan kelestarian alam. Unsure – unsure sperti daur ulang, menghentikan penggunaan box yang berbahan Styrofoam dan memberikan sbagian kecil pemasukan peretail untuk disumbangkan demi menjaga kelestarian hutan hujan adalah beberapa bagian dari sistem green marketing. Kelompok ini lebih banyak memerlukan stimulasi visual daripada kelompok lain. [Michael Levy & Barton A. Weitz “Retailing Management 2nd edition” hal 67]. Dalam hal ini, display toko yang menarik adalah kekuatan utama yang dapat digunakan untuk menarik perhatian dari konsumen dikelompok ini. Bagi peretail yang mampu menggunakan super models untuk mengiklankan tokonya pada masyarakat baik melalui posters, pamphlet maupun iklan ditelevisi, maka hal tersebut akan menjadi system pemasaran utama yang berperan sangat penting. Beberapa strategi spesifik yang digunakan peretail untuk menarik konsumen dari generasi X meliputi:

Tidak menyerbu para konsumen untuk berbelanja
Memberikan berbagai pilihan dan informasi mengenai produk – produk yang dijual
Menggunakan teknologi kapanpun dan bagaimanapun jika memungkinkan
Sedangkan sesungguhnya dalam retail management terdapat 3 komponen dasar manajemen strategis yang harus diterapkan dalam menetapkan strategi – strategi yang cocok untuk menari berbagai konsumen dari berbagai kelompok, golongan dan kalangan [Davidson, Sweeney and Stampfl 1988, “The Retailing Management 6/E” 132 – 133] yaitu:

- Mengembangkan pernyataan mengenai suatu tujuan, misi, atau kegiatan usaha tertentu
- Mendefinisikan tujuan spesifik dari suatu usaha retail terhadap konsumen yang dihadapinya
- Mengembangkan strategi – strategi dasar yang akan mengarahkan dan memerintah tindakan usaha retail untuk mencapai objektif dan memenuhi misinya

• Baby Boomer

Kelompok baby boomer lahir sekitar tahun 1946 – 1964. Kelompok baby boomer yang lebih tua berumur 17 – 23 tahun yang hidup pada jaman kemakmuran ekonomi dan ketegangan politik. Kebanyakan kelompok baby boomer yang lebih tua ini lebih cepat mencapai tahap siklus hidup berkeluarga yang sering disebut juga sklus sarang kosong dimana keluarga mereka telah dewasa dan meninggalkan rumah. Disisi lain, kelompok baby boomer yang lebih muda sedang menjalani kehidupan masa anak – anak. Oleh karena itu kelompok yang lebih tua memiliki waktu senggang dan uang lebih banyak daripada kelompok muda.
[Wikipedia.com] yang dimaksud dengan baby boomer ialah semua orang yang terlahir pada era perang dunia kedua sekitar tahun 1946 – 1964. taraf pendidikan baby boomer dapat lebih tinggi dibandingkan generasi lainya karena kelompok mereka menyadari kalau orang tua mereka hidup lebih lama, sehingga mereka dapat mencari pendidikan perkuliahan yang jau lebih tinggi.
Beberapa ciri dari kelompok baby boomer:

- Kelompok baby boomer cenderung lebih individualistis
- Waktu luang adalah prioritas bagi kelompok baby boomer
- Mereka percaya bahwa mereka dapat mengurus diri mereka sendiri, walaupun mereka agak ceroboh dalam menggunakan uang mereka
- Mereka memiliki obsesi untuk menjaga dan merawat masa muda mereka
Walaupun mereka memiliki jumlah yang paling banyak serta kekayaan yang besar, kelompok baby boomer merupakan tantangan yang sangat signifikan bagi para peretail. Hal ini dikarenakan mereka tidak perlu membeli banyak barang – barang keperluan seperti furniture, perkakas dan pakaian – pakaian terbaru. Orang semakin dewasa akan berkurang tingkat materialistisnya. Produk – produk yang biasanya dibeli oleh kelompok baby boomer ialah: vitamin, perjalanan keluar kota / negeri, produk untuk meningkatkan kualitas rumah mereka, dan produk lain yang memiliki nilai pengalaman yang tinggi.
[Davidson, Sweeney and Stampfl 1988, “The Retailing Management 6/E”] terdapat beberapa kriteria dalam membagi segmen – segmen konsumen:

1. Dapat Diukur. Sehingga segmen mudah untuk diposisikan serta terstruktur agar tidak menimbulkan kebingungan dalam menyusun variabel yang ada
2. Homogenus. Karakteristik tiap – tiap segmen dari konsumen retail harus serupa.
3. Menjelaskan Perbedaan. Tiap segmen harus memiliki perbedaan yang berarti jika dibandingkan dengan segmen lainya untuk menilai peluang – peluang para peretail dari riap – tiap segmen.

Dalam hal ini, yang terpenting selain mengetahui kelompok – kelompok konsumen yang akan menjadi pangsa pasar yang potensial bagi perusahaan retail ialah bahwa mengetahui berbagai alternative – alternative strategi baik strategi pasar maupun keuangan yang harus digunakan untuk menghadapi perilaku konsumsi kelompok – kelompok tersebut. Strategi pasar disini akan membantu retailer [Davidson, Sweeney and Stampfl 1988, “The Retailing Management 6/E” 135] untuk:

- Menentukan secara spesifik segmentasi pasar dan pangsa pasar yang harus dikejar oleh usaha retail
- Menentukan performa kompetitif yang diinginkan oleh dan dipilih oleh pangsa pasarnya ( sering disebut juga market strategy objective )
- Menentukan seberapa kuat daya tarik usaha retailer terhadap para konsumennya dan meluncurkan posisi kompetitifnya diantara peretail lain

Sedangkan strategi keuangan disini berguna untuk membantu para peretail dalam:

- Mengidentifikasi tingkat performa keuntungan finansial yang diharapkan dapat draih oleh perusahaan retail
- Menciptakan suatu jalur level performa finansial untuk mencapai tingkat performa keuangan tertentu

Hal lain yang harus diperhatikan oleh peretail khususnya diAmerika untuk mencapai kesuksesan selain memperhatikan pembedaan keempat kelompok generational cohorts [Michael Levy & Barton A. Weitz “Retailing Management 2nd edition” hal 64] ialah hal – hal berikut:

- Jumlah orang – orang yang dikategorikan berumur 65 tahun keatas harus diperkirakan 2 kali lebih banyak daripada orang yang berusia 50 tahun, membolehkan kaum usia lanjut meliputi 20% dari jumlah orang – orang didalam kategori lain
- 12% perumah tangga diAmerika adalah anak – anak dan wanita dan tidak memiliki suami. Sedangkan 3% dari mereka ialah perumah tangga yang memiliki anak dan hanya dikepalai oleh seorang ayah, dan segmen ini terus tumbuh hingga 30%.
- Pada tahun 1990, sekitar 23.7 juta Hispanic yang tinggal diAmerika, mengkonstitusi sekitar 9%dari jumlah populasi secara keseluruhan.

Sedangkan menurut kutipan dari buku [Michael Levy & Barton A. Weitz “Retailing Management 2nd edition” hal 68 - 69] terdapat suatu istilah penting lain yang berkaitan erat dengan retail consumer, yaitu Silver Streakers. Disebutkan bahwa silver steakers ialah merupakan pangsa pasar yang sangat penting bagi para pedagang retail karena banyak dari anggota kelompok ini yang memiliki uang lebih bersikap terbuka dan memiliki kebebasan dalam penentuan berbelanja. Istilah lain untuk silver streakers ini ialah empty nester, jitterbug, gray markets, dan lainya.
Walaupun demikian, dikatakan pangsa pasar ini memiliki beberapa pola perilaku berbelanja yang dapat menjadi tantangan bagi para peretail yang ingin menyerap keuntungan dari kelompok ini. Karena, menurut survey yang dilakukan American Association of Retired Person (AARP), kelompok pangsa pasar ini sangat suka mengeluh, membutuhkan perhatian spesial dari para penjual, sangat suka menghabiskan waktu untuk mencari informasi produk yang akan dibelinya melalui internet, dan tidak menyukai perubahan jika dibandingkan dengan kelompok lainya.

Dimasa yang lampau, kelompok silver streakers ini sangat konservatif terhadap jumlah tabungan mereka, karena mereka memiliki keinginan untuk mewariskan sesuatu kepada anak – anak mereka. Tetapi dizaman sekarang perilaku seperti itu telah berubah, dimana mereka suka membeli barang atau jasa yang merupakan kebutuhan sekunder dan bahkan tertier. Beebrapa produk atau jasa yang biasanya dibeli oleh kelompok ini ialah: Tiket berjalan – jalan, rumah kedua, mobil mewah, peralatan elektronik, investasi, perabotan rumah tangga, pakaian, seringkali membeli bingkisan untuk orang terdekat.

Dalam melakukan penjualan retail kepada golongan silver streaker , disarankan melakukan 2 penggolongan luas sebagai yaitu pelayanan dan penentuan harga [Michael Levy & Barton A. Weitz “Retailing Management 2nd edition” hal 69] sebagai berikut:

 Pelayanan:
 Menyediakan seorang pegawai yang mengetahui tata letak barang ditoko untuk membantu para konsumen dalam berbelanja
 Melatih para pegawai agar mengerti apa yang diperlukan oleh konsumen yang lebih tua termasuk penjelasan yang jelas dan mudah dimengerti serta pengasuransian kembali
 Mempekerjakan orang yang lebuh tua ditiap – tiap shift kerja yang ada untuk membantu konsumen yang berusia lanjut
 Memberikan keyakinan pada konsumen berusia lanjut untuk memesan barang melalui telepon atau mail
 Menyediakan mereka tempat untuk duduk diberbagai area toko
 Memajang berbagai jenis tanda – tanda yang penting berukuran besar
 Jangan terlalu sering untuk mengubah – ubah letak – letak produk yang ada ditoko
 Berikan sistem pencahayaan yang baik ditoko
 Lokasikan kamar kecil ( restroom ) didepan toko untuk memberikan keyakinan akan kenyamanan dan keamanan
 Jangan meletakan produk yang seringkali dibeli oleh konsumen yang berusia lanjut diposisi yang terlalu bawah atau terlalu tinggi pada rak pajang

 Penentuan Harga:
Konsumen berusia lanjut seringkali telah pensiun dari pekerjaanya dan terkadang memiliki pendapatan yang tetap dan terbatas. Dalam hal ini pelaku retail harus menyediakan harga yang terbaik dan mampu mereka jangkau dengan penghasilan mereka:
 Sering menawarkan hari – hari spesial dengan harga diskon kepada para konsumen berusia lanjut
 Memberikan suatu bentuk pelayanan special pada konsumen berusia lanjut seperti misalnya acara hari diskon besar – besaran untuk para konsumen berusia diatas 65 tahun dan memberikan berbagai jenis produk – produk yang seringkali dignakan oleh orang berusia lanjut.

• Pengaruh Persepsi Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen terhadap Keinginan Membeli

Perkembangan industri retail yang sangat cepat menuntut produsen menyiapkan saluran distribusi yang efektif. Sebagian besar produsen tidak langsung menjual barang mereka kepada pemakai akhir. Di antara produsen dan pemakai terdapat saluran pemasaran, sekumpulan perantara pemasaran yang melakukan berbagai fungsi dan menyandang berbagai nama (Kotler, 2000). Ada berbagai level saluran yang menghubungkan produsen dengan pelanggan akhir. Saluran terakhir yang menghubungkan produsen dengan pelanggan akhir adalah pengecer (retailer).
Menurut [Kotler (2000)] usaha eceran meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Pengecer adalah usaha bisnis yang volume penjualannya terutama berasal dari penjualan eceran. Organisasi apa pun yang menjual kepada konsumen akhir baik itu produsen, grosir, atau pengecer dikatakan melakukan usaha eceran.

Menurut [Berman dan Evans dalam Setywan (2004)] ada beberapa hal yang membuat industri retail penting untuk dipelajari yaitu; pertama, implikasi retailing dalam perekonomian global. Penjualan retailing dan daya serap tenaga kerjanya menjadi kunci perekonomian global. Kedua, fungsi retail dalam rantai distribusi. Dalam rantai distribusi, retail berfungsi menjadi penghubung antara final consumer, dengan manufacturer dan wholesaler. Ketiga, hubungan antara pengecer dengan pelanggan. Cara pandang yang berbeda antara retailer dan supplier perlu diatasi. Masalah yang perlu diatasi adalah kontrol terhadap retail, alokasi profit, jumlah retail pesaing, lokasi, display dan masalah promosi.
Organisasi retail sangat beragam dari yang nyata hingga di dunia maya (virtual). Ada beberapa jenis organisasi retail [kotler,2000] yaitu: swalayan; toko khusus, toko serba ada, pasar swalayan, toko kenyamanan (convinience) dan pengecer potongan harga, swapilih, pelayanan terbatas, pelayanan penuh. Industri retail saat ini berusaha menemukan strategi pemasaran baru guna menarik dan mempertahankan pelangggan dengan menawarkan lokasi yang dekat, jenis produk yang unik, dan pelayanan yang baik. Seperti halnya semua pemasar, retail harus menyiapkan rencana pemasaran yang meliputi keputusan mengenai pasar sasaran, ragam dan pengolahan produk, pelayanan produk dan suasana toko. Retail merupakan salah satu jenis saluran industri jasa yang berbeda dengan jenis industri manufaktur, hal ini menyebabkan kesukaran dalam mengukur kinerja industri retail. Alat pengukuran kinerja jasa dikembangkan oleh Parasuraman (1988) untuk mengukur kepuasan konsumen perusahaan jasa yaitu SERVQUAL (service quality).
Pemberian atau pelayanan jasa oleh perusahaan retail mungkin dapat mengalami kegagalan dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan apabila perusahaan tidak mengetahui bentuk layanan yang sebenarnya diinginkan pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan suatu toko eceran mungkin akan memberikan kepuasan kepada pelanggan yang kemudian menciptakan minat bagi pelanggan untuk melakukan pembelian di toko eceran tersebut (Setyawan dan Ihwan, 2004).
Penelitian mengenai service quality perception dan purchase intention pada industri komunikasi, transportasi, kesehatan dan hiburan pernah dilakukan Taylor dan Baker (1994). Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Setyawan dan Ihwan (2004) yang mereplikasi penelitian Taylor dan Baker pada perusahaan retail. Penelitian ini menguji pengaruh service quality perception dengan satisfaction sebagai variabel antara (moderating variable) namun hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel service quality perception dan variabel satisfaction merupakan variabel bebas (independent variable). Penulis melakukan replikasi dari penelitian terdahulu dengan menetapkan variabel service quality perception dan variabel satisfaction sebagai variabel yang independen sesuai hasil penelitian Setyawan dan Ihwan (2004). Replikasi penelitian dilakukan untuk menguji hasil penelitian Setyawan dan Ihwan (2004) dengan mengambil responden mahasiswa. Hal ini didasari bahwa mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan studinya akan melakukan pembelian eceran khususnya perlengkapan tulis seperti buku tulis dan buku acuan studi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ada pengaruh service quality perception dan satisfaction terhadap purchase intention baik secara simultan maupun parsial.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

 Apakah service quality perception dan satisfaction berpengaruh terhadap purchase intention secara simultan?
 Apakah service quality perception dan satisfaction berpengaruh terhadap purchase intention secara parsial

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh service quality perception dan satisfaction terhadap purchase intention secara simultan dan parsial. Variabel service quality perception dan satisfaction diekspektasikan secara bersama-sama maupun secara parsial mempengaruhi variabel purchase intention.

• Service Quality pada Usaha Retail

Menurut [Kotler (2000)] usaha eceran meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis. Penelitian mengenai service quality dan purchase intention sudah banyak dilakukan antara lain Rusk dan Zahorik (1993), Taylor & baker (1994) dan Olsen (2002) sedangkan di Indonesia dilakukan oleh Setyawan dan Ihwan (2004). Quality dalam penelitian ini memiliki pengertian berdasarkan konsep perceived quality. Perceived quality adalah penilaian konsumen akan entitas kesempurnaan atau superioritas. Parasuraman (1985) dalam Chang (2002) mendefinisikan service quality sebagai sebuah perbandingan dari harapan pelanggan dengan persepsi dari layanan nyata (actual performance) yang mereka terima. Service quality perception juga didefinisikan sebagai persepsi konsumen secara keseluruhan baik keunggulan dan kelemahan dari organisasi dan pelayanannya (Taylor dan Baker dalam Setyawan dan Ihwan, 2004).

Konsep service quality yang dikemukakan Parasuraman (1988) dalam Setyawan dan Ihwan (2004) terdiri dari lima dimensi yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. Namun konsep ini mengalami perubahan seiring dengan kritik yang dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain, Brown, Churchill dan Peter (1993) yang mengemukakan bahwa konsep ini mengalami masalah dalam perbedaan penilaian. Mereka menyarankan agar menggunakan alat pengukuran psikometrik. Penelitian yang dilakukan Carman (1990) justru menemukan adanya 5 sampai dengan 9 dimensi dari service quality dengan factor analysis. Dabholkar, Thorpe dan Rentz (1996) mengemukakan bahwa dimensi Servqual lebih relevan untuk penelitian dengan setting perusahaan retail.

• Konsep Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa (Tjiptono, 1997).
Perusahaan retail banyak menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan konsumen salah satunya adalah memastikan kualitas produk dan jasa memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan akan menciptakan kepuasan bagi konsumen. Setiap perusahaan retail yang menggunakan strategi kepuasan konsumen akan menyebabkan para pesaingnya berusaha keras merebut atau mempertahankan konsumen suatu perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan konsumen baik dari segi dana maupun sumber daya manusia (Schnaars, 1991). Beberapa strategi yang dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan konsumen adalah:

1. Relationship Marketing (Mc Kenna, 1991) yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan demikian terjalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus, yang pada akhirnya menimbulkan kesetiaan (loyalitas) konsumen sehingga terjalin bisnis ulang. Relationship marketing berdasarkan pada:

a. fokus customer retention
b. orientasi manfaat produk
c. orientasi jangka panjang
d. layanan pelanggan yang sangat diperhatikan dan ditekankan
e. komitmen terhadap konsumen sangat tinggi
f. kontak dengan pelanggan sangat tinggi
g. kualitas yang merupakan perhatian semua orang

2. Strategi Superior Customer Service (Schnaars, 1991)
Strategi ini menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing. Perusahaan atau organisasi yang menggunakan strategi ini harus memiliki dana yang cukup besar dan kemampuan SDM yang unggul, serta memiliki usaha yang gigih agar tercipta suatu pelayanan yang superior. Maka tidak jarang perusahaan atau organisasi yang menawarkan customer service yang lebih baik akan membebankan harga yang lebih tinggi pada produk atau jasa yang dihasilkannya. Biasanya perusahaan tersebut akan memperoleh manfaat yang cukup besar dari pelayanan yang baik yang mereka berikan yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya laba yang diperoleh.

3. Strategi unconditional guarantees (Hart, 1988) atau extra ordinary guarantees
Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan konsumen yang akhirnya akan menjadikan sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Disamping itu motivasi karyawan juga akan mengalami peningkatan dalam mencapai tingkat kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Fungsi utama garansi adalah untuk mengurangi resiko konsumen sebelum maupun sesudah pembelian barang atau jasa sekaligus memaksa perusahaan yang bersangkutan untuk memberikan yang terbaik dalam meraih loyalitas konsumen.

4. Strategi penanganan keluhan yang efisien (Schnaars, 1991)
Penanganan keluhan memberikan peluang bagi perusahaan untuk mengubah konsumen yang tidak puas (unsatisfied customer) menjadi konsumen yang puas (satisfied customer) terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam strategi ini sumber masalah yang ditemukan harus diatasi, ditindaklanjuti, dan diupayakan agar di masa yang akan datang tidak timbul masalah yang sama yang dihadapi oleh konsumen. Kecepatan dan ketepatan penanganan merupakan hal yang krusial. Ketidakpuasan konsumen akan semakin besar jika keluhan tersebut tidak ditanggapi oleh perusahaan, karena hal ini akan menimbulkan kekecewaan yang dialami konsumen. Para karyawan perusahaan perlu dilatih dan diberdayakan untuk mengambil keputusan dalam rangka menangani situasi seperti itu. Empat aspek penting dalam penanganan keluhan yaitu empati terhadap yang marah, kecepatan dalam penanganan keluhan, kewajaran dan kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan.

5. Strategi peningkatan kinerja perusahaan
Suatu strategi meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan konsumen secara berkesinambungan, memberikan pendidikan dan pelatihan yang mencakup komunikasi dan public relation terhadap pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan konsumen yang penilaiannya bias didasarkan pada survei konsumen, dalam sistem penilaian prestasi karyawan dan memberikan enpowerment yang lebih besar kepada karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

6. Penerapan Quality Function Deployment (QFD)
Merupakan praktek dalam merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan konsumen. Konsep ini menerjemahkan apa yang dibutuhkan konsumen menjadi apa yang dihasilkan perusahaan. Hal ini dilaksanakan dengan melibatkan konsumen dalam proses pengembangan produk/jasa sedini mungkin dengan demikian memungkinkan perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan konsumen serta memperbaiki proses hingga tercapai efektivitas maksimum.

Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan (perguruan tinggi) di dalam usaha memenuhi harapan konsumen. Purchase Intention merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Purchase Intention juga merupakan minat pembelian ulang yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Assael, 1998). Beberapa pengertian dari intention (Setyawan dan Ihwan, 2004) adalah sebagai berikut:

1. Intention dianggap sebagai sebuah ‘perangkap’ atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku.

2. Intention juga mengindikasikan seberapa jauh seorang mempunyai kemauan untuk mencoba.
3. Intention menunjukkan pengukuran kehendak seseorang.
4. Intention berhubungan dengan perilaku yang terus menerus.

Assael (1998) mengemukakan bahwa pemasar akan selalu menguji elemen-elemen dari bauran pemasaran yang mungkin mempengaruhi purchase intention.
Penelitian Woodside dalam Setyawan dan Ihwan (2004) menyatakan bahwa pelanggan menilai sikap dari pemberi jasa sebagai ekspektasi awal mengenai performance toko dan sikap ini mempengaruhi minat pembelian pada sebuah toko. Perubahan sikap menjadi input yang menentukan minat pembelian pelanggan. Namun hasil penelitian Setyawan dan Ihwan (2004) menemukan bahwa service quality perception dan satisfaction merupakan variabel independen. Variabel service quality perception tidak berpengaruh terhadap purchase intention. Sehingga hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya. Penelitian ini menggunakan model hasil penelitian Setyawan dan Ihwan (2004) dengan objek penelitian pada toko buku Gramedia.

• Penggunaan Internet

Penggunaan internet berkembang begitu pesat. Pertengahan tahun 1996, populasi on-line di USA adalah 35 juta. Di pertengahan 1998 pupolasinya menjadi 72,6 juta. Dan pada bulan April 1999 ada lebih dari 83 juta pengguna internet yang berumur di atas 16 tahun. Penggunaan internet sebagai alternative berbelanja online juga meningkat ketimbang mengunjungi bangunan pertokoan. Pada tahun 1998, 18,6 juta orang membeli barang lewat internet yang menghabiskan lebih dari 26 miliyar dolar US. Tahun 2002, diprediksikan pengguna internet akan menjadi 64 juta orang dan mengeluarkan uang sebesar 268 miliyar dolar. Di akhir 1990, laki –laki lebih banyak menggunakan internet ketimbang wanita. Tahun 1997, 37 % laki – laki di USA menggunakan internet dan hanya 17 % perempuan menggunakan internet. Pertengahan 1998, perbedaannya mengecil menjadi 46 % pria dan 37.8 % wanita. Para ahli menaksirkan prosentase pengguna internet wanita dan pria akan menjadi sama di tahun 2001. Penelitian yang dilakukan oleh Roper Starch Worldwide menunjukan bahwa 25% dari total pengguna internet menggunakan internet untuk mencari informasi produk, 25 % mencari informasi perusahaan, 22 % untuk travel, 18 % untuk keuangan dan investasi, 10 % untuk melakukan pembelian, dan 7 % untuk keperluan bank.
Dunia bisnis telah memasuki era teknologi tinggi. Sebelumnya, belum pernah ada masa yang lebih menyenangkan untuk mempelajari bidang yang dinamis ini dibandingkan sekarang. Kemajuan – kemajuan teknologi yang baru telah menciptakan sebuah industry peluang yang tidak pernah habis yang hanya dibatasi oleh kreativitas bisnis Internet pada dasarnya adalah aplikasi dari semua prinsip bisnis. Melalui internet hakikatnya adalah iklan dari iklan barang dan jasa hingga penciptaan sebuah citra atau image melalui homepage. Banyak perusahaan mengumpulkan data melalui internet,informasi praktis tentang pesaing serta pemasok, dan pelanggan. Banyak Perusahaan mengumpulkan data melalui kuesioner di Web. Perusahaan dapat melakukan uji pasar terhadap ide-ide atau produk-produk baru maupun pengembangan pelayanan melalui internet. Homepage seringkali dilengkapi dengan alamat-alamat email atau link-link yang menawarkan jalur lain untuk mendapatkan informasi yang berguna. Masalah-masalah hukum diulas dalam web. Masalah seperti kewajiban produk (product liability) atau communications Decency Act (Undang-Undang Kejujuran Komunikasi) bisa diinvestigasikan. Juga ditawarkan petunjuk-petunjuk untuk melaporkan keluhan-keluhan konsumen kepada berbagai keagenan.
Web ini membuka akses ke pemerintahan dan perusahaan-perusahaan internasional. Web ini khusunya sangat memberikan pemahaman bagi penyelidikan masalh – masalah hukum yang menyangkut berbisnis di Negara lain. Banyak kelompok memiliki homepage. Masalah-masalah lingkungan dan etika,misalnya seringkali ditinjau. Banyak kelompok meilihat Web adalah sebeuah saluran yang unik untuk mendistribusikan barang-barang,jasa, dan informasi. Akses langsung ke produsen oleh konsumen bias mengubah secara signifikan sifat dari penjualan. Internet bsia digunakan untuk mencari pekerjaan. Banyak perusahaan membuka lowongan pekerjaandalam homepage mereka. Juga tersedia beberapa jasa pencarian pekerjaan secara online. Dengan mempelajari peranti-peranti dasar (basic tools) akan menjadikan kegiatan menjelajahi (surfing) internet semakin menguntungkan dan menyenangkan bagi kita semua. Setiap situs memilki sebuah alamat,berupa URL atau Uniform Resource Locator. Menggunakan sebuah URL adalah cara tercepat untuk menuju situs. Meembuat sebuah bookmark menjadikan proses akses ke sebuah situs pada waktu kemudian menjadi lebih cepat. Jika anda mengetahui URL yang spesifik, anda bisa menggunakan beragam mesin pencari (misalnya,yahoo!,infoseek) untuk melakukan pencarian.
Jika anda ingin memakai informasi yang telah anda ambil dari internet ke dalam sebuah makalah penelitian atau pekerjaan rumah. Anda perlu mengetahui bagaimana mengutip informasi tersebut dengan benar. Meskipun formatnya masih dikembangkan untuk berbagai tipe dokumen elektronik,namun edisi baru dari kebanyakan tipe manual yang diterima memiliki bagian yang membahas bagaimana mengutip sumber elektronik termasuk internet.
Koneksi bisnis internet (Internet Business Connection) adalah nama dari situs web karenan dalam homepage dapat mengakses profil-profil berbagai perusahaan ,latihan dan sumber informasi. Untuk kecepatan dan kenyamanan dalam melakukan browsing. Anda dapat men-download koneksi bisnis internet dan meng-install ke dalam computer anda. Koneksi bisnis internet bekerja dalam sebuah web browser khusus dalam program menemukan karie bisnis retailing.
Perpustakaan public internet university of Michigan memiliki sebuah daftar dengan link-link untuk merekomendasikan sebuah daftar pedoman penyebut informasi elektronik seperti http://www.kaskus.us/showthread.php?t=878539 . Sebagai sebuah contoh link penjual suplemen terbesar di Indonesia.

Koneksi bisnis internet (Internet Business Connection) adalah nama dari situs web karenan dalam homepage dapat mengakses profil-profil berbagai perusahaan ,latihan dan sumber informasi. Untuk kecepatan dan kenyamanan dalam melakukan browsing. Anda dapat men-download koneksi bisnis internet dan meng-install ke dalam computer anda. Koneksi bisnis internet bekerja dalam sebuah web browser khusus dalam program menemukan karie bisnis retailing.
Koneksi bisnis internet juga mencakup sebuah halaman web yang komprehensif untuk lampiran A. Apabila anda memiliki link lebih ke 30 situs dimana banyak pekerjaan di bidang bisnis saat ini ditempatkan atau situs-situs untuk meneliti dan menemukan perusahaan. Anda juga menerima petunjuk yang bermanfaat untuk memaksimalkan pencarian pekerjaan dan produk yang dicari atau mau dibeli. Secara bersama-sama, Menemukan karier bisnis anda, dan koneksi bisnis internet menawarkan pengembangan yang tidak ternilai bagi pelajaran bisnis retailing anda memungkinkan untuk menghubungkan apa yang dipelajari denagn berbagi pengalaman pembeli dan penjula seta serice pelanggan. Melalui bisnis internet anda dapat mengintegerasikan secara terus menerus sumber informasi web yang banyak sekali dengan apa yang dijual dan dibeli di internet atau website –website.
Perusahaan menggunakan internet dan website untuk tujuan yang lebih spesifik disbanding konsumen. Eksekutif membuka web untuk mengumpulkan informasi tentang saingan saingan mereka atau untuk mengakses tren industry. Peranti bisnis yang berjudul “Mengarungi tren industry” menyediakan sejumlah tip tentang teknik-teknik navigasi. Sebagai contoh, para eksekutif dapat mengunjungi situs-situs web pesaing untuk mengetahui pengumuman-pengumuman produk baru atau memeriksa laporan keuangan mereka.
Situs-situs Web perusahaan membantu manajer pemasaran dalam mengumpulkan data-data berharga mengenai konsumen potensial dengan meminta pengunjung menyerahkan informasipribadi melalui regristrasi. Web memainkan peran promosi kepada konsumen. Dapat juga memanfaatkan untuk mengisi kuesioner untuk pelanggan baru atau pelanggan tetap untuk mengethui selera dan kemajuan produk dan jasa yang diberikan.
Electronic Commerce dapat diambil contoh, saat petugas-petugas Fujitsu Business Communication di Anaheim, California,membutuhkan perlengkapan kantor,mereka tinggal log on ke ekstranet milik Boise Cascade Office Products (jaringan khusus berpengalaman, yang menghubungkan Boise dengan pelanggan-pelanggannya. Sistem elektronik ini mengotomatisasikan seluruh proses pemesanan,meminta izin-izin internal yang diperlukan dan melakukan pengiriman dalam semalam. Memasarkan barang dan jasa melalui computer, dimana pembeli dan penjula saling mempertukarkan informasi,sehingga meminimalkan tugas dokumentasi dan penyerderhanaan prosedur-prosedur pembayaran. Seperti tipe-tipe lain dari interaksi pembeli da penjual. Interaksi ini berawal pada informasi prosuk lalu melalui proses pemesanan,pembuatan faktur,dan pembayaran setra berakhir pada pelayanan konsumen. Gelombang-gelombang E-commerce memunculkan teknik-teknik seperti system pengesahan charge card,terminal point of sale,scanner dan penjualaninternet model awal semua aktivitas ini difokuskan untuk menurunkan biaya penjual. Seiring dengan bertambahnya grup bisnisyang menemukan manfaat-manfaat dari e commerce.
Sejumlah inovasi E-commerce mendukung pemasaran bisnis ke bisnis maupun bisnis ke konsumen. Sebagai contoh Chase Manhattan Bank yang berbasis di Newyork menggunakan kios-kios video terkomputerisasi untuk menjelaskan dan menawarkan berbagai tipe produk keuangan pada nasabah. Dibanyak kota,penduduk dapat membayar pajak dan denda , mendapatkan formulir perizinanan dan lisensi,dan mengakses informasi-informasi pemesanan pemerintahan lain kios-kios yang mirip ATM. E commerce mempunyai manfaat-manfaat seperti sebagai perluasan jangkauan pasar, penghematan biaya,dan perbaikan hubungan denagn konsumen. Penempatan catalog industry pada web,misalnya menghemat biaya publikasi dan biaya POS. Bisa juga mempererat hubungan dengan konsumen melalui email dan sosialisasi penawaran special discount.

• Home Shopping Eases Time Strain
Untuk mereka yang sangat sibuk dan hanya memiliki sedikit waktu untuk berbelanja kebutuhan sehari – hari, home shopping merupakan alternative yang sangat bisa diandalkan. Selain menghemat waktu, pembeli juga dapat membeli berbagai jenis kebutuhan hanya dengan kartu kredit dan satu klik dari mouse komputer. Sebut saja Streamline (internet retailer) menyediakan berbagai jenis bahan makanan, minuman, laundry, video rental, dll.


• Pedesaan Faktor Penting Bagi Perekonomian

Dalam menjalankan hidupnya manusia memiliki naluri untuk berusaha, mencukupi berbagai macam kebutuhan hidup. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan suatu usaha yang dapat mendatangkan pendapatan sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara terus menerus. Pada umumnya manusia dalam berusaha mempunyai tujuan untuk mendatangkan pendapatan guna pemenuhan kebutuhannya adalah dengan cara menjalankan suatu usaha secara kecil-kecilan dan sederhana yang kemudian dengan ketekunan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan berusaha meningkatkan usahanya menjadi lebih besar dan berkembang sehingga mendapatkan keuntungan yang meningkat dan menjadikan memiliki lebih banyak daya guna pemenuhan kebutuhannya yang juga meningkat.
Usaha kecil (small business) secara umum dapat dikatakan sebagai suatu usaha yang dimiliki dan dikelola secara bebas - tidak terikat serta yang tidak mendominasi pasar. Usaha kecil tidak dapat dipasangkan dengan usaha lain dikarenakan para wirausaha dari usaha kecil adalah “boss” dari usahanya sendiri serta bebas dan tidak terikat untuk menjalankan usahanya selama dan sepanjang yang ia kehendaki. Namun demikian, usaha kecil harus memiliki sedikit pengaruh dalam pasarnya demi mempersiapkan pengembangannya menjadi suatu usaha besar. Sebagai contoh, pabrik air mineral Aqua adalah sebuah usaha kecil yang pada waktu didirikan memiliki sedikit pengaruh pada pasar tetapi sekarang sudah menjadi perusahaan yang mendominasi pasar air mineral di Indonesia. Pada waktu didirikan Aqua adalah usaha kecil tetapi sekarang tidak lagi.
Demikian pula usaha kecil-usaha kecil lainnya sangatlah penting bagi ketahanan perekonomian suatu negara dikarenakan dampak yang ditimbulkan sebagai akibat adanya gerakan dinamis dari usaha kecil ini, seperti terciptanya lapangan pekerjaan, adanya inovasi-inovasi pada bidang usaha, dan kreatifitas pada produk barang dan jasa.
Para ekonom dan politikus sering menyatakan bahwa usaha kecil merupakan penggerak bagi tersedianya lapangan pekerjaan. Dan memang pada kenyataannya, lebih dari 20 tahun terakhir ini kebanyakan lapangan pekerjaan baru diciptakan bukan dari usaha besar–usaha besar melainkan dari usaha kecil-usaha kecil. Usaha kecil yang baru tumbuh dan yang menerapkan teknologi moderen menjadikan terciptanya lapangan-lapangan pekerjaan baru lebih cepat dibandingkan dengan usaha besar yang sudah lebih dahulu berdiri lama.
Para wirausaha usaha kecil meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya secara kreatif untuk menciptakan produk barang dan jasa guna mengembangkan usahanya menjadi lebih maju dan lebih besar. Pada saat sekarang ini kita bisa dengan mudah mendapatkan produk barang dan jasa yang inovatif yang dihasilkan oleh para wirausaha dari usaha kecil ini.

Usaha kecil juga memainkan peran yang sangat penting bagi kelangsungan usaha besar. Hal ini dikarenakan usaha kecil-usaha kecil merupakan sumber penyedia (supplier) berbagai macam barang dan jasa serta bahan mentah yang dibutuhkan oleh usaha besar untuk menjalankan proses produksi mereka. Dengan demikian terdapat ikatan mata rantai yang saling berketergantungan antara usaha kecil dengan usaha besar yang tidak dapat dipisahkan. Sangatlah penting dan menguntungkan untuk mendirikan berbagai macam usaha kecil-usaha kecil dalam upaya menguatkan ketahanan perekonomian suatu daerah. Ada beberapa bidang usaha kecil yang dapat diusahakan pada suatu daerah dan dapat didirikan secara bebas tidak terikat. Namun untuk itu sebagai bahan dalam menyusun rencana guna mendirikan suatu usaha kecil, perlu diperhatikan hal-hal yang harus dipertimbangkan bahwa menjalankan usaha manufaktur lebih berat untuk dimulai dibandingkan dengan usaha jasa yang lebih mudah untuk dimulai.
Usaha Jasa. Usaha jasa adalah segmen yang terbesar dan cepat bertumbuh pada bidang usaha kecil dikarenakan usaha ini membutuhkan sumber-sumber yang relatif mudah didapat. Usaha jasa memberikan keuntungan intelektual bagi pengusahanya karena mereka dapat dengan bebas mengembangkan bakat mereka secara inovatif. Terdapat banyak macam usaha dalam bidang jasa ini. Sebagai contoh adalah mulai dari jasa transportasi “pulangan” sampai dengan armada bus antar daerah dalam propinsi; dari jasa menajamkan betel sampai dengan bengkel las; dari usaha penyewaan Compact Disc (CD) sampai dengan usaha penyewaan fasilitas acara pernikahan seperti puade, dokumentasi dan catering; dari usaha penyewaan kursi sampai dengan usaha penyewaan gedung pertemuan. Dan masih banyak lagi usaha jasa yang bisa disebutkan.

Usaha Eceran. Usaha eceran menempati posisi kedua dalam usaha kecil sebagai usaha yang paling banyak diminati. Usaha eceran adalah usaha yang menjual barang-barang yang diproduksi oleh pabrik langsung kepada konsumen atau pemakai akhir. Ada terdapat ratusan usaha eceran yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah usaha warung, toko serba ada, toko obat, toko buku. Demikian pula agen minyak tanah, bengkel onderdil, kios bensin dan solar, kios pupuk pertanian, dan lain-lain.

Usaha Pertanian. Usaha pertanian mungkin merupakan usaha kecil yang paling tua yang pernah diusahakan. Selama berabad-abad, hampir setiap orang melakukan usaha pertanian dengan menanam untuk menjadi makanannya sendiri. Jadi untuk masuk dalam kategori usaha kecil mereka harus melakukan sedikit keterlibatan dalam pengelolaan hasil panennya dalam bentuk membagi antara yang akan dikonsumsi sendiri dengan yang akan dijual untuk menghasilkan pendapatan. Namun pada saat sekarang kebanyakan usaha kecil pertanian secara dramatis banyak yang berubah menjadi suatu usaha besar atau agribisnis raksasa. Perubahan ini dimungkinkan karena tersedianya alat-alat besar untuk pertanian dan tersedianya jumlah besar bahan-bahan kimia pertanian moderen. Contohnya adalah perkebunan Kelapa Sawit, perkebunan Kentang, Hortikultura dan lain sebagainya. Hampir kebanyakan usaha besar-usaha besar pada awalnya dimulai dari usaha kecil. Dengan tujuan yang jelas, semangat, ketekunan, keberanian dan juga sudah barang tentu, pengembangan keterampilan, teknologi dan manajemen, usaha kecil dapat ditingkatkan dan dikembangkan menjadi usaha besar. Dengan menjadi usaha besar, usaha ini secara langsung ikut memajukan usaha kecil-usaha kecil yang baru tumbuh untuk menjadi besar pula. Usaha besar menjadikan lancarnya penjualan produk barang dan jasa dari usaha kecil sehingga memberikan pendapatan dan keuntungan pada usaha kecil yang pada gilirannya akan membuat usaha kecil dapat berkembang dengan adanya pertambahan modal hasil dari penjualan kepada usaha besar.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa ada saling ketergantungan yang erat antara usaha kecil dengan usaha besar. Masing-masing memainkan peranannya dalam perputaran roda perekonomian dan tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Usaha besar membutuhkan usaha kecil demikian pula sebaliknya. Usaha besar membutuhkan produk barang dan jasa serta bahan mentah dari usaha kecil guna menjalankan proses produksinya, sebaliknya usaha kecil membutuhkan pembeli dari produk barang dan jasa serta bahan mentah yang dihasilkan untuk menjamin kelangsungan usahanya. Namun dalam perbandingan jumlah, dibutuhkan lebih banyak usaha kecil untuk dapat memutar roda perekonomian yang digerakkan oleh usaha besar. Sehingga tepatlah bila dikatakan bahwa usaha kecil merupakan faktor yang penting bagi ketahanan dan berlangsungnya suatu perekonomian, baik suatu negara maupun suatu daerah.

CONTOH WEBSITE RETAILER Di INDONESIA

Ini adalah contoh website home shopping yang menjual susu,vitamin dan suplemen kesehatan lainnya di Indonesia
Link
http://www.binaraga.net/info_produk/info_produk_index.php

Kenapa menggunakan layanan home shopping ?
 Automating Process
Diproses secara otomatis. Proses automatisasi ini menghemat banyak sekali waktu customer. One-Stop shopping. Mempermudah pembeli untuk membeli berbagai jenis barang untuk berbagai jenis kebutuhan dalam satu lokasi.
Tidak perlu lagi pergi mengunjungi toko. Katalog on-line yang sangat detail banyak membatu customer menentukan pilihan mereka tanpa mereka harus pergi ke toko tersebut. Retailer juga harus berubah seiring dengan perubahan keinginan pasar. Kesadaran sosial snagat membantu tidak hanya dalam kehidupan sosial tapi juga di dalam bisnis. Saat ini banyak pembeli yang pemasukannya lebih rendah dari generasi sebelumnya. Retailer sebaiknya menyesuaikan diri dengan keadaan perekonomian ini, retailer yang berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi masih tetap berjalan dengan baik.
 One-Stop shopping.
Mempermudah pembeli untuk membeli berbagai jenis barang untuk berbagai jenis kebutuhan dalam satu lokasi. Tidak perlu lagi pergi mengunjungi toko.
 Online Catalog
Menyediakan informasi produk yang sangat detail sehingga banyak membatu customer menentukan pilihan mereka tanpa mereka harus pergi ke toko tersebut.
Retailer juga harus berubah seiring dengan perubahan keinginan pasar. Kesadaran sosial snagat membantu tidak hanya dalam kehidupan sosial tapi juga di dalam bisnis. Saat ini banyak pembeli yang pemasukannya lebih rendah dari generasi sebelumnya. Retailer sebaiknya menyesuaikan diri dengan keadaan perekonomian ini, retailer yang berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi masih tetap berjalan dengan baik.

CARREFOUR

Trans Corp Genggam 40% Saham Carrefour

Trans Corp anak usaha dari Para Group mengakuisisi 40 persem saham PT Carrefour Indonesia dan menjadi pemegang saham terbesar. Nilai total dari akuisisi perusahaan retail terbesar di Indonesia tersebut itu di atas 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 3 triliun lebih.

Pemilik Para Group Chairul Tanjung mengatakan, untuk akuisisi Carrefour ini pihaknya mendapat pinjaman dari konsorsium empat Bank Asing sebesar 350 juta dolar AS. “Di antaranya Credit Swiss, Citibank, JP Morgan, ING Commercial Bank. Sisanya akan digunakan untuk menambah modal usaha,” paparnya di Jakarta, Jumat (16/4)
Chairul mengungkapkan, dengan penguasaan 40 persen saham, pihaknya mendapatkan hak untuk menduduki posisi komisaris sebanyak empat orang dan direksi sebanyak dua orang. “Saya sekarang yang menjadi Presiden Komisaris PT Carrefour Indonesia,” jelasnya.
Saat ini, sambung Chairul, dua posisi komisaris diduduki oleh mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) S Bimantoro dan Jenderal Purnawirawan AM Hendropriyono. “Nah dari empat komisaris baru terisi tiga orang saja. Sedangkan dari dua direksi, belum masuk satu pun sampai sekarang,” ungkapnya.
Chairul menjelaskan, saat ini Carrefour menghadapi beberapa kendala, dan tujuan jangka pendek pihaknya ialah menyelesaikan kendala itu secepatnya. Terutama, sambung dia, terkait pengajuan kasasi kepada Mahkamah Agung (MA) oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). “Kami akan menghadapi gugatan itu sesuai dengan prosedur formal hukum,” ulasnya.
Dia menuturkan, jika dirinya akan segera menemui KPPU untuk mencari jalan ke luar. Seperti diketahui, pihak KPPU kini sedang mengajukan kasasi ke MA, setelah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan membatalkan seluruh putusan KPPU No 09/KPPU-L/2009, tanggal 3 November 2009 terkait kasus Carrefour.
Dalam keputusan sebelumnya, KPPU menyatakan Carrefour bersalah yang melanggar pasal 17 ayat 1 mengenai monopoli dan pasal 25 ayat 1 huruf (a) mengenai possisi dominan sesuai UU No 5 tahun 1999 mengenai larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Dari putusan itu pihak KPPU memutuskan untuk memberikan denda hukuman kepada Carrefour Rp 25 miliar. KPPU juga meminta kepada Carrefour untuk melepas kepemilikan seluruh sahamnya di PT Alfa Retailindo kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan Carrefour selambat-lambatnya satu tahun setelah putusan KPPU.
Seperti diketahui, pada Januari 2008 Carrefour mengakuisisi 75 persen saham PT Alfa Retailindo Tbk yang pada saat itu mengiperasikan 29 Suoermarket. Atas keputusan tersebut, akhirnya Carrefour pun mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan akhirnya menang.
Selain itu, Chairul menjelaskan, terkait penutupan gerai Carrefour di beberapa daerah, Chairul memastikan hal itu bukan karena peritel itu melanggar peraturan daerah. “Tidak ada satupun gerai yang melanggar peraturan daerah,” ungkapnya.
Menurutnya, semua itu adalah masalah-masalah yang akan diselesaikan Carrefour setelah ini.
Selain itu, Chairul menyatakan, momentum pengakuisisian ini harus disukuri sebagai langkah pertama sebuah perusahaan nasional mengakuisisi perusahaan mutinasional yang merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Ditanya soal rencana akuisisi mendatang, Chairul masih enggan memberikan keterangan. Menurutnya, sementara ini pihaknya hanya akan berfokus pada core bisnis Para Group. Di sektor Finansial, lanjut dia, belum ada rencana.
Sedangkan untuk akuisisi media lifestyle, ungkap Chairul, ini adalah rencana bagus yang akan berkembang, baik organik dan anorganik. “Namun, sampai saat ini belum ada yang bisa kami laporkan, jadi kami akan laporkan kalau ada yang sudah selesai kesepakatan,” ucapnya.
Chairul mengungkapkan, jika ke depannya Carrefour harus dapat memastikan sembilan bahan pokok bisa dijual dengan harga yang terbaik dan memberi kesempatan yang lebih luas kepada UMKM untuk menjual produknya serta menjadi pembina dari kelompok-kelompok tani dan perternak.
Sementara itu, CEO PT Carrefour Indonesia, Shafie Shamsuddin menuturkan, dengan adanya akuisisi ini diharapkan akan semakin memperkuat kedua belah pihak. Menurutnya, Para Group memiliki beberapa unit usaha yang dapat dihubungkan dengan Carrefour. “Contohnya disektor finansial para supplier nantinya dapat memanfaatkan fasilitas pembiayaan melalui institusi keuangan yang ada di Para Grop,” terangnya.
Shafie mengungkapkan, pada tahun 2010 ini ditargetkan akan membuka 13 gerai baru. “Akhir bulan ini kami akan buka dua gerai, satu di Singaraja di Bali dan satu lagi di Pontianak,” tukasnya.
Jadi saat ini, kepemilikan saham PT Carrefour Indonesia terdiri atas 40 persen Trans Corp, Carrefour SA setara dengan 39 persen, Carrefour Nederland BV setara dengan 9,5 persen dan Onesia BV setara dengan 11,5 persen.
Saat ini Carrefour Indonesia mengoperasikan 79 gerai yang terdiri dari 63 hypermarket dan 16 supermarket di 22 kota. Pada tahun 2009 Carrefour Indonesia memperoleh nilai penjualan sebesar Rp 11,7 triliun. Carrefour saat ini juga memiliki sekitar 20 ribu karyawan langsung dan tidak langsung seperti konsultan produk, kebersihan dan keamanan yang terbesar di seluruh Indonesia.
Carrefour bermitra dengan lebih dari 4000 pemasok dari seluruh Indonesia yang 70 persen dari jumlah tersebut merupakan termasuk dalam kategori usaha kecil dan menengah (UKM)


Kalau di Indonesia, nama Carrefour yang paling terkenal dan dominan di industri retail. Terlebih setelah mengakuisisi Alfa pada awal 2008, Carrefour makin mengukuhkan diri sebagai penguasa pasar modern di Indonesia, jauh melewati pemain lain seperti Hero-Giant dan Matahari-Hypermart.

Namun di Amerika Serikat lain. Sebab sejak Carrefour ditutup di Amerika Serikat pada 1993, belum ada tanda-tanda hypermart asal Prancis itu akan membuka lagi di negeri Paman Sam. Dan dari laporan konsumen yang dikeluarkan baru-baru ini oleh sebuah lembaga di Amerika Serikat, untuk tingkat kepuasan berbelanja konsumen, yang muncul adalah nama-nama besar lain di bisnis retail, seperti Costco, Kohl’s, Target, JC Penney, Sears, Sam’s Club, Macy’s, Walmart, dan Kmart.

Apa kelebihan mereka?

Menarik cara mereka menarik berkompetisi di industry retail kan?

Bagi Anda yang berniat menyaingi hypermart Carrefour atau minimarket seperti Alfamart dan Indomaret, nantikan artikel lanjutannya yang memuat kelima retailer sukses Amerika Serikat lainnya. Dan dilanjutkan kemudian dengan posting para retailer online.

Pernahkah anda mendengar BannerStore?
Mungkin di antara anda ada yang sering mendengar bahkan ada juga yang sama sekali belum pernah mengetahuinya.
Bannerstore sebenarnya adalah terobosan terbaru dari pemilik bisnis perusahaan besar Network Marketing asal China (Tianshi) yaitu Mr. Li Jin Yuan yang melihat besarnya peluang pasar di bidang retail. Beliau memiliki visi yang besar tentang kelangsungan perusahaannya di masa depan.

Seperti yang kita ketahui, peringkat puncak 500 perusahaan tertinggi dunia, selama lebih dari 5 tahun ini selalu diduduki oleh perusahaan retail “ WalMart”. Padahal cabang WalMart di seluruh dunia tidak kurang dari 10 negara saja.
Menyikapi hal tersebut, Tianshi yang sudah memiliki cabang perusahaan di lebih 190 negara, pastinya akan lebih melejit jika bisa menggabungkan konsep retail kedalam bidang usahanya. Karena itulah konsep BannerStore di buat sebagai salah satu perintis retail supermarket dengan konsep direct selling.
Fortune 500 adalah pemberian peringkat 500 perusahaan terbesar di amerika berdasarkan pendapatan bruto perusahaan tersebut dan dipublikasikan oleh majalah Fortune tiap tahun.
Ini adalah list 10 perusahaan terbesar fortune 500 tahun 2007, di tahun 2008 ini kurang lebih komposisi peringkatnya hampir sama;

1. Wal-Mart
2. Exxon Mobil
3. General Motor
4. Chevron
5. Conoco Philips
6. GE
7. Ford Motor
8. City Group
9. Bank Of America
10. AIG
Terbukti, bahwa Bisnis Retail sangat menjanjikan Wal-Mart sepanjang tahun 2007 saja bisa menghasilkan Revenue sebesar US$351.1 billion, setara dgn Rp 3335.4 Triliun (Asumsi 1 USD = Rp 9500), silahkan anda lihat financial reportnya di website resmi WalMart.

Perlu anda ketahui,
Wal-Mart bisa meraih peringkat pertama fortune 500 dengan Jaringan hanya di 10 negara termasuk USA, dan revenue tahunan sebesar US$351.1 billion pada akhir tahun 2007, berarti konsep manajemennya sangat bagus, berikut adalah jaringan WalMart diluar USA :
Argentina: www.wal-mart.com.ar
Brazil: www.walmartbrasil.com.br
Canada: www.walmartcanada.ca
China: www.wal-martchina.com
Japan: http://www.the-seiyu.com/
Mexico: www.walmartmexico.com.mx
Korea: www.walmartkorea.com
Puerto Rico: www.walmartpr.com
United Kingdom: www.asda.com

Dengan fakta bahwa bisnis retail adalah bisnis nomor satu didunia.Tiens mulai melirik bisnis retail dan digabungkan dengan konsep network marketing (direct selling).
BannerStore adalah konsep pertama dan satu-satunya di dunia
Menyediakan semua keperluan dasar manusia dengan merk-2 yang sudah dikenal masyarakat seperti indofood, wings, unilever, dll.
It’s Banner Day and It’s Beyond Retail, inilah Bisnis retail masa depan.

Website BannerStore: http://www.bannerstore.com.cn/en/index.jsp

Tiens sudah mempunyai jaringan lebih dari 194 negara di seluruh dunia, dan pada tahun 2010 Mr.Li JinYuan (Tiens president) mempunyai visi untuk membangun 50.000 unit supermarket diseluruh dunia, dengan 1000 unit akan dibangun di seluruh indonesia.
Untuk melihat jaringan BannerStore di seluruh dunia silahkan kunjungi website :
http://www.bannerstore.com.cn/en/internation/inter.jsp

Bandingkan dengan Wal Mart,

Wal-Mart USA hanya mempunyai total jaringan di 10 negara, dengan jumlah total 6200 unit supermarket sudah berdiri di dunia, dan 3800 unit diantaranya berada di USA pada akhir tahun 2005.
Untuk melihat jaringan Wal-Mart di dunia silahkan kunjungi website :
http://www.walmart.com/catalog/catalog.gsp?cat=538456#37436

Anda bisa bayangkan?
The best Fortune 500 tinggal dihadapan mata.

Dalam waktu kurang lebih 1 tahun 7 unit supermarket sudah di buka di Indonesia. BannerStore segera menyusul diseluruh kota besar Indonesia.
BannerStore akan merambah ke pelosok daerah dengan konsep minimarket-nya (BannerShop)

Apakah anda siap untuk memiliki Supermarket berskala internasional dan mendapatkan bonus sharing internasional tiap bulan dengan modal sangat kecil?
BannerStore dalam setahun ini sudah dibuka di China, Malaysia, Indonesia, Rusia, Ukraina, myanmar dan secepatnya seluruh dunia.
Franchise Minimarket terbuka untuk semua member distributor Tianshi, kabar baiknya, untuk di daerah Batam dan sekitarnya, kesempatan ini sudah dibuka.
Di Batam, BannerShop minimarket bisa anda miliki dengan modal lebih kecil melalui perusahaan PT.DGL, (hubungi sponsor anda!)
Siapkan jaringan pemakai anda mulai dari sekarang sebagai aset masa depan anda !
Anda hanya kerja 1 – 2 tahun ini untuk membangun aset jaringan dengan support sistem unicore.

Apakah 6 daya tarik BannerStore yang mesti anda perhitungkan?

BannerStore membawa perubahan.
Membuka kesempatan untuk menciptakan uang dari pemakaian kebutuhan sehari-hari, penjualan produk atau jasa yang dihasilkan. Dan uang menyukai perubahan

1. Daya Tarik Aset
Dengan Aset, memungkinkan orang memperoleh uang tanpa harus bekerja selamanya. Aset dapat memberi kebebasan uang, pikiran dan waktu

2. Bisnis retail, bisnis sepanjang masa
Dari Majalah Forbes edisi 2005:
Pengusaha terkaya dunia:
o Sam Walton; US$80 billion = Rp800 Triliun, Bergerak di Bidang bisnis retail supermarket Wal Mart

o William gates III / Bill Gates; US$50 billion = Rp 500 Triliun, Bergerak di Bidang Bisnis Microsoft Software PC

3. BannerStore bisnis”beyond retail” yang sebenarnya
Visi Mr.Li Jin Yuan padah tahun 2010 sebanyak 50.000 supermarket BannerStore akan dibangun diseluruh dunia, demi meraih peringkat pertama Fortune 500 (tianshi sudah merambah >206 negara)

4. Daya Tarik Perawatan kesehatan
Setelah tren bisnis di bidang computer, Era tahun kedepan (2000-2010), Paul Zane Pilzer memprediksi sebagai era bisnis perawatan kesehatan.
Tianshi menjawab dgn produk-produk perawatan kesehatan unggulan. BannerStore memiliki daya tarik ini.

5. Daya Tarik MLM
Mengapa MLM akan semakin bertambah?
• Orang menginginkan kebebasan
• Org ingin hidup berkualitas atau kaya
• Portfolio pensiun pribadi akan dihapus
• Lebih banyak orang sadar
• Meningkatnya kesadaran dunia
• Kemungkinan resesi dunia berulang

6. Daya tarik Negara China
Negara China diprediksi akan menjadi NADA, Negara Adi Daya Anyar(baru). Saat ini USA mengalami kebangkrutan ekonomi, dan China masih kokoh dengan cadangan devisa negaranya yang besar. BannerStore, sebagai anak perusahaan Tianshi berasal dari negara China. Jadi sangat Klop banget.

Perkembangan Mini Market Waralaba

Indofood Group merupakan perusahaan pertama yang menjadi pionir lahirnya mini market di Indonesia pada tahun 1988. Kemudian Hero Supermarket mendirikan Starmart pada tahun 1991. Di susul Alfa Group mendirikan Alfa Minimart pada tahun 1999 yang kemudian berubah menjadi Alfamart. Dalam hitungan tahun, mini market telah menyebar ke berbagai daerah seiring dengan perubahan orientasi konsumen dalam pola berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari. Dulu konsumen hanya mengejar harga murah, sekarang tidak hanya itu saja tetapi kenyamanan berbelanja pun menjadi daya tarik tersendiri.Bisnis mini market melalui jejaring waralaba alias franchise berkembang biak sampai pelosok kota kecamatan kecil. Tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Khususnya mini market dengan brand Indomaret dan Alfamart. Siapa yang tidak kenal Indomaret? Dan siapa yang tidak kenal Alfamart? Anak kecil pun kalau beli permen pasti “nunjuknya” minta ke Indomaret atau ke Alfamart. Kedua merk ini dimiliki oleh group perusahaan raksasa yaitu Indomaret milik PT. Indomarco Prismatama (Indofood Group) dan Alfamart milik perusahaan patungan antara Alfa Group dan PT. HM Sampoerna, Tbk.

Indomaret ternyata berkembang tidak hanya dengan jejaring waralaba yang mencapai 785 gerai, tetapi gerai milik sendiri seabreg jumlahnya mencapai 1072 gerai(lihat grafik perkembangan toko yang diambil dari www.indomaret.co.id ). Sedangkan Alfamart berdasarkan penelusuran penulis di www.alfamartku.com memiliki 1400 gerai, tidak diperoleh data mengenai jumlah yang dimiliki sendiri dan yang dimiliki terwaralaba.
Bila kita hitung rata-rata nilai investasi minimal untuk mendirikan mini market waralaba sekitar Rp. 300 juta saja (diluar bangunan). Dikalikan dengan 1.072 gerai yang dimiliki sendiri. Berapa ratus milyar PT. Indomarco Prismatama mengeluarkan dana untuk investasi di bisnis mini market? Indofood Group juga ternyata tidak saja pemilik merk Indomaret, tetapi juga mendirikan mini market Omi, Ceriamart, dan Citimart lewat anak perusahaannya yang lain. Belum lagi didukung dengan distribusi barang, bahkan juga sebagai produsen beberapa merk kebutuhan pokok sehari-hari. Semua dikuasai dari hulu sampai hilir. Dari sabang sampai merauke.
Persaingan Tidak Seimbang
Pasti kita maklum bersama, betapa sengitnya persaingan di bisnis ritel khususnya Indomaret dan Alfamart sebagai market leader mini market. Dengan mengutip kalimat dalam artikel Sektor Ritel Makin Menggiurkan pada Swa Sembada No.01/XX/6-8 Januari 2005 (sumber.www.indomaret.co.id ) bahwa”Yang mungkin sangat sengit persaingannya adalah dalam hal perebutan lokasi. Pastinya setiap pemain memperebutkan lokasi-lokasi yang dinilai strategis. Apalagi di bisnis ini lokasi merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Perebutan lokasi strategis ini, bisa juga berpengaruh terhadap harga property. Bisa saja harga ruko jadi naik karena tingginya demand terhadap mini market.”
Jadi betapa agresifnya indomaret dan alfamart dalam memperebutkan lokasi yang dinilai strategis. Bahkan hampir di setiap komplek perumahan/pemukiman pasti akan berdiri salah satu mini market waralaba tersebut dan atau keduanya. Sudah tidak mungkin pedagang eceran tradisional akan mampu mencari lokasi strategis lagi untuk saat ini dan di masa mendatang. Jika kita bandingkan dari modal saja, pedagang eceran sudah sulit bergerak.
Selain itu supermarket, toserba, dan bahkan kini ada pasar raksasa bernama hypermarket bermunculan. Baik hypermarket lokal maupun hypermarket dari luar sana. Sekedar ilustrasi mari kita berhitung sejenak, berapa banyak jumlah pasar raksasa tersebut mulai dari jalan Thamrin, Cikokol sampai BSD City di serpong, Tangerang. Di Kota Modern (Modernland) ada Hypermart , lalu hanya sekitar berjarak 1 km berdiri megah Carefour. Berikutnya di Serpong Town Square, kebon nanas berdiri Giant Hypermarket. Kemudian di World Trade Centre (WTC) Matahari, Serpong berdiri kembali Hypermart. Di samping pintu gerbang perumahan Villa Melati Mas, ada lagi Giant Hypermarket. Dan di International Trade Centre (ITC) BSD City ada Carefour. Semua itu jaraknya antara pasar raksasa yang satu dengan pasar raksasa yang lain hanya sekitar 1 km. Luarrr biasa.!
Apalagi jika kita melihat perang harga promosi mini market atau legih gila lagi hypermarket raksasa. Dengan spanduk atau baliho besar bertuliskan nama barang dan harganya yang fantastis rendah. ! Entah banting harga atau memang harga beli mereka yang teramat rendah bila di bandingkan dengan harga beli pedagang eceran kecil bergerai warung atau toko tradisional. Memang tidak semua barang berharga murah, tetapi membanting harga sedemikian rendahnya di bawah harga pasar, membuat miris para pedagang eceran kecil. Masih untung Cuma perang harga!
Dengan tidak bermaksud menggugat cara-cara promosi yang dilakukan oleh para pengelola pasar raksasa tersebut. Penulis hanya ingin mengajak kepada para pengelola pasar raksasa untuk membayangkan sejenak. Bagaimana perasaan pedagang warung dan toko tradisional, ketika ada konsumen bilang “di hypermarket aja harganya sekian???”. Kita tidak menyalahkan konsumen yang punya pemikiran demikian, membandingkan harga di hypermarket dengan di warung atau toko tradisionl. Juga tidak bisa menyalahkan hypermarket dengan promosi harga yang gila-gilaan. Mungkin ini salah satu fenomena globalisasi.
Posisi Pasar Pengecer Tradisional

Melihat dari sisi manapun, posisi pedagang tradisional semakin terjepit. Menjerit. Dan merintih tergilas persaingan bisnis yang tidak seimbang. Bisakah kita membayangkan? Posisi pedagang tradisional yang modalnya hanya semangat berwirausaha dengan sedikit uang puluhan juta. Bersaing dengan mini market waralaba yang modalnya ratusan juta plus jaringan distribusi barang yang sangat baik, didukung system operasional prosedur dan kecanggihan tekhnologi. Ternyata cukup ampuh untuk mematahkan tulang punggung keluarga pedagang eceran tradisonal.
Sekedar urun rembug, perubahan orientasi konsumen dalam pola berbelanja tidak mungkin berubah. Konsumen lebih memilih gerai modern untuk berbelanja. Selain konsumen mendapatkan kenyamanan berbelanja, pelayanan yang prima, juga harga barang terkesan murah. Oleh karena itu maka jalan keluar bagi pedagang eceran tradisional adalah merubah gerai menjadi gerai modern mini market mandiri (sendiri), yang bisa dibangun dengan modal di bawah Rp.100 juta. Kemudian berkolaborasi antar mini market mandiri dalam pengadaan barang dagangan. Selanjutnya bla…bla…atur strategi bersaing untuk menghadapi persaingan bisnis ritel agar berkeseimbangan.
Sekali lagi, tidak bermaksud menggugat pola pengembangan usaha dengan jejaring waralaba. Analisa penulis, waralaba sangat baik untuk proses pembelajaran, pemerataan usaha, dan meminimalisir monopoli. Tetapi apa yang terjadi, ternyata gerai mini market lebih banyak dimiliki perusahaan sendiri. Seharusnya perusahaan yang sudah dikembangkan dengan system waralaba tidak perlu lagi mengembangkan sayapnya dengan memiliki gerai sendiri. Tetapi kemudian peraturan perundang-undangannya tidak ada yang melarang untuk hal itu. Semua perusahaan bebas menggurita walaupun pedagang eceran tradisional mati berdiri. Hidup enggan mati tak mau. Mati tak mau tapi sulit bertahan hidup.

ANALISIS PERBANDINGAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PADA MINIMARKET INDOMARET DENGAN ALFAMART DI KOMPLEKS PESONA ANGGREK BEKASI

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui adakah perbedaan kepuasan konsumen Indomaret dan Alfamart di perumahan Pesona Anggrek Bekasi; 2) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang membedakan kepuasan konsumen Indomaret dan Alfamart di perumahan Pesona Anggrek Bekasi. Dalam penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan compare means independent samples t test, chi square, statistik deskriptif dengan program SPSS versi 15.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dari minimarket Indomaret dan Alfamart dinilai baik oleh sebagian besar pelanggannya. Sedangkan hasil uji perbandingan kualitas pelayanan antara minimarket Indomaret dengan Alfamart berdasarkan dimensi kehandalan, keresponsifan, assurance, empathy dan tangible serta kualitas pelayanan keseluruhan ada perbedaan yang signifikan. Berdasarkan diagram kartesius importance performance analysis of service quality dimension dari minimarket Indomaret dengan Alfamart, bahwa dimensi keresponsifan, merupakan dimensi yang dianggap penting oleh para pelanggan minimarket Indomaret dengan Alfamart, tetapi performance dari dimensi keresponsifan belum sesuai dengan yang diharapkan, baik oleh para pelanggan minimarket Indomaret maupun para pelanggan minimarket Alfamart. Hal tersebut mengindikasikan perlu adanya perbaikkan kualitas pelayanan, utamanya dalam dimensi keresponsifan.
PENDAHULUAN
Pada prinsipnya setiap perusahaan tatkala menjual produk-produknya akan dihadapkan dengan strategi maupun teknik penjualan yang bagus, sehingga komoditas yang ditawarkannya dapat terjual dengan baik. Adapun salah satu teknik penjualan yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana dan seberapa tinggi kualitas pelayanan yang diberikan terhadap konsumen. Kualitas pelayanan yang diberikan adalah merupakan kinerja terpenting oleh perusahaan bagi kepuasan konsumen/pelanggan. Perusahaan harus memperhatikan hal-hal penting bagi konsumen, supaya mereka merasakan kepuasan sebagaimana yang diharapkan. Demikianlah sebagaimana yang disampaikan oleh banyak pakar ekonomi yang memberikan definisi mengenai kepuasan konsumen.
Pada dasarnya kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Dan hakikatnya kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya dapat memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan ketidakpuasan dapat terjadi apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan yang diinginkan konsumen. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan oleh harapan, jika kinerja yang dirasakan di bawah harapan maka konsumen merasa tidak puas, sedangkan jika kinerja yang dirasakan sesuai dengan harapan maka niscaya konsumen merasa puas. Dan jika kinerja yang dirasakan melampaui harapan maka konsumen akan merasa sangat puas.
Terdapat lima dimensi yang dirancang untuk mengukur kualitas pelayanan yang didasarkan pada perbedaan antara nilai harapan dengan nilai kinerja yang dirasakan oleh konsumen yaitu : Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty dan Tangibles.
1. Responsive (daya tanggap / kesigapan) adalah suatu respon / kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
2. Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen / pelanggan terhadap perusahaan.
4. Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.
5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal, media komunikasi dan hal-hal yang lainnya yang bersifat fisik.
Masalah pelayanan sebenarnya bukanlah hal yang sulit atau rumit, tetapi apabila hal ini kurang diperhatikan maka dapat menimbulkan hal-hal yang rawan karena sifatnya yang sangat sensitif. Sistem pelayanan perlu didukung oleh kualitas pelayanan, fasilitas yang memadai dan etika atau tata krama. Sedangkan tujuan memberikan pelayanan adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen/ pelanggan, sehingga berakibat dengan dihasilkannya nilai tambah bagi perusahaan.
Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian perbandingan kepuasan konsumen toko tersebut mengapa hal tersebut dapat mempengaruhi penjualan padahal keduanya memiliki strategi pemasaran yang hampir sama dan pelayanan yang hampir sama juga adakah perbedaan pada keduanya yang pada akhirnya mempengaruhi citra toko dari kacamata konsumen, apakah yang membuat berhasil mewujudkan kesan yang baik pada pelanggan dan pada akhirnya akan memudahkan meraih konsumen.
Kerangka Pemikiran
Dalam memilih toko konsumen memiliki kriteria evaluasi diantaranya adalah faktor kenyamanan, pelayanan, kelengkapan produk, dan lain sebagainya hal tersebut menjadikan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan perbandingan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan didatangi konsumen (James F Engel,1994:258), dalam membandingkan minimarket mana yang akan dikunjungi konsumen akan mempertimbangkan beberapa hal berikut diantaranya: Yang pertama lokasi, konsumen mementingkan jarak minimarket manakah yang paling dekat dari tempat tinggal untuk efisiensi waktu, namun ada juga konsumen yang lebih mempertimbangkan tempat parkir yang nyaman meski jarak yang ditempuh lebih jauh dari tempat tinggal. Yang kedua promosi konsumen cenderung memilih minimarket mana yang menginformasikan produknya lebih baik melalui iklan yang menarik, namun ada juga konsumen yang tidak mementingkan promosi yang menarik untuk mendatangi suatu minimarket yang terpenting adalah pelayanan yang memuaskan. Yang ketiga konsumen membandingkan minimarket mana yang memberikan harga yang lebih murah meski pelayanan kurang memuaskan atau ada juga konsumen yang cenderung memilih pelayanan yang memuaskan meski harga yang dibayar lebih mahal. Keempat konsumen mempertimbangkan kenyamanan berbelanja sebelum mengunjungi minmarket karena lebih berorientasi rekreasi walaupun harga yang ditawarkan lebih mahal namun ada kepuasan batin tersendiri bagi konsumen yang berorientasi ini, namun konsumen yang berorientasi belanja perusahaan yang menjadi pertimbangan itu adalah minimarket Indomaret dan Alfamart yang memiliki kesamaan strategi pemasaran dan karateristik. Kelima kelengkapan produk, konsumen dalam memilih minimarket mana yang akan di kunjungi dengan mempertimbangkan lengkap tidaknya produk yang di jual pada minimarket itu, jika ada minimarket yang lebih lengkap meskipun jarak yang di tempuh agak jauh maka konsumen akan mengunjungi minimarket yang lebih lengkap produknya. Keenam pelayanan, dalam berbelanja konsumen yang mementingkan pelayanan akan memilih minimarket yang memberikan pelayanan sesuai keinginannya, namun konsumen yang kurang mementingkan pelayanan akan memilih minimarket yang memberikan harga yang terjangkau dengan pelayanan yang standar. Berdasarkan evaluasi diatas maka minimarket atau perusahaan yang menjadi pertimbangan itu adalah Indomaret dengan Alfamart yang memiliki karateristik dan strategi yang hampir sama.

TELAAH PUSTAKA
Pengertian Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa (Kotler 2000:36). Kepuasan konsumen hanya dapat tercapai dengan memberikan pelayanan yang berkualitas kepada konsumennya. Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari karyawan sebagai orang yang melayani atau disebut juga sebagai produsen jasa, karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan konsumen. Jadi kualitas pelayanan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar dapat tercapai kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhannya. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya kepuasan tersebut dapat menciptakan kesetiaan / loyalitas konsumen. Dengan tercapainya kualitas layanan yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan konsumen karena kualitas layanan merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan konsumen. Kualitas layanan dapat diwujudkan dengan memberikan layanan kepada konsumen dengan sebaik mungkin sesuai dengan apa yang menjadi harapan konsumen. Ketidakpuasan pada salah satu atau lebih dari dimensi layanan tersebut tentunya akan memberikan kontribusi terhadap tingkat layanan secara keseluruhan, sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas layanan untuk masing-masing dimensi layanan harus tetap menjadi perhatian.

Pengertian perilaku konsumen
Untuk memahami perilaku masyarakat dalam pembelian barang dan jasa tersebut di butuhkan studi tersendiri. Perusahaan berkepentingan dengan hampir setiap kegiatan manusia yang hanya dalam lingkup yang lebih terbatas. Perilaku konsumen sangat komplek dan sulit di prediksi. Pendekatan-pendekatan yang selama ini banyak digunakan untuk menyingkap sikap, minat, dan perilaku konsumen mengansumsikan bahwa konsumen bersikap rasional dalam setiap keputusan pembelian. Adapun definisi perilaku konsumen adalah tindakan langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel dan Blackwell,1994:3).

Kepuasan Pelanggan
Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efesien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efesien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.
Mencapai tingkat kepuasan pelanggan tertinggi adalah tujuan utama pemasaran. Ketika pelanggan merasa puas atas pelayanan yang didapatkan, maka besar kemungkinan mereka akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain dan mereka juga akan merekomendasikan pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan tersebut. Pemasaran bukanlah semata-mata membuat penjualan, melainkan tentang bagaimana memuaskan pelanggan terus-menerus.
Jadi apa sebenarnya kepuasan pelanggan itu?
Kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui (Richard.F.Gerson, 2004:3)
Kepuasan pelanggan bermakna perbandingan antara apa yang diharapkan konsumen dengan apa yang dirasakan konsumen ketika menggunakan produk tersebut. Bila konsumen merasakan performa produk sama atau melebihi ekspektasinya, berarti mereka puas. Sebaliknya jika performa produk kurang dari ekspektasinya, berarti mereka tidak puas.
Menurut Oliver, kepuasan adalah “tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya”. (J.Suprapto, 2001 : 233)
Menurut Richard Oliver (Husein Umar, 2003 : 14) kepuasan pelanggan adalah “ respon pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil penelitian dari
konsumen bahwa pelayanan telah memberikann tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.

METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan dan Pengukuran Data
Pada penelitan ini penulis melakukan pengumpulan data, dengan cara :
Instrumen kuesioner, dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dalam bentuk pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang memberi kebebasan kepada responden untuk memberi jawaban, sebuah pertanyaan hanya bisa diberikan diantara pilihan yang sudah tersedia.
Sedangkan pengukuran data yang dilakukan oleh penulis yaitu menggunakan skala likert dengan kriteria skor sebagai berikut :
1. Sangat Setuju (SS) = 5
2. Setuju (S) = 4
3. Ragu – Ragu (RR) = 3
4. Tidak Setuju (TS) = 2
5. Sangat Tidak Setuju = 1
Hasil dari pengumpulan dan pengukuran data tersebut akan diolah dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data penelitian ini, penulis menggunakan empat metode, yaitu :
1) Uji Validitas
Item-item pertanyaan yang akan digunakan sebelumnya terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas. Tujuannya adalah agar data yang diambil benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dalam metode validitas dan reliabilitas, acuan untuk mengambil keputusan valid atau tidaknya suatu item dapat dilakukan dengan melihat nilai seluruh item alpha. Bila nilai alpha seluruh bertanda positif maka item tersebut dianggap valid.



2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 ( Ghozali,2001:129 ).
3) Uji Analisis Statistik Deskriptif
Uji ini digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean.
4) Uji T-Test
Untuk pembuktian hipotesis dilakukan dengan T-Test atau T-score. Alasan peneliti menggunakan T-Test dalam menganalisa data adalah karena T-Test pada prinsipnya adalah suatu teknik statistik untuk menguji hipotesis, tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara dua kelompok sampel dengan jalan perbedaan mean-meannya. Mencari nilai T uji sampel berpasangan dengan alat bantu sofwtware SPSS For Windows 15.0:
5) Metode Chi Square
Uji chi kuadrat ( Chi Square) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi / yang benar-benar terjadi / actual (F) dengan frekuensi harapan / ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis tertentu. Bentuk distribusi Chi Square adalah x2, nilai x2 adalah nilai kuadrat karena nilai x2 selalu positif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesa dengan uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart hal tersebut dapat diketahui dari penjelasan perdimensi berikut:
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 26,443 > 26,119. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Persepsi) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 22,149. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 18,203 > 23,806.
Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui bahwa dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,749 > 23,341. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,383 > 27,788. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 26,443 > 26,119. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Persepsi) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 22,149. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 18,203 > 23,806.
Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Persepsi) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui bahwa dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,749 > 23,341. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Persepsi) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 31,383 > 27,788. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Persepsi) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dan kepuasan konsumen Alfamart terhadap kepuasan kedua minimarket tersebut diketahui memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,776 >28,217. Berarti kualitas pelayanan berdasarkan dimensi kehandalan(Harapan) yang diberikan oleh Alfamart dan Indomaret tidak jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi keresponsifan (Harapan) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,068 > 27,787 . Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi keresponsifan (Persepsi) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi assurance(Harapan) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 28,010 > 20,229 . Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi assurance (Harapan) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis uji-t terhadap dimensi empathy (Harapan) memiliki perbedaan yang signifikan. Dan dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Alfamart hal ini diketahui bahwa dari uji-t Alfamart yang lebih besar dari Indomaret sebesar 29,400 > 26,584. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi empathy (Harapan) yang diberikan Oleh Alfamart dan Indomaret sangat jauh berbeda.
Analisis kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart terhadap dimensi tangible(Harapan) diketahui bahwa ternyata memang memiliki tingkat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah Indomaret hal ini diketahui dari uji-t Indomaret yang lebih besar dari Alfamart sebesar 39,737 > 25,666. Berati kualitas pelayanan berdasarkan dimensi tangible (Harapan) yang diberikan Oleh Indomaret dan Alfamart sangat jauh berbeda

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Adanya perbedaan kepuasan konsumen Indomaret dengan kepuasan konsumen Alfamart pada dimensi keresponsifan, assurance, empathy, tangible sedang pada dimensi kehandalan tidak di temukan perbedaan yang signifikan karena kedua minimarket ini memiliki faslitas yang hampir sama setelah diadakan penelitian.
2. Faktor-faktor yang membedakan kepuasan konsumen minimarket Indomaret dengan Alfamart adalah sebagai berikut :
1. Fasilitas yang dimiliki didalam memberikan pelayanan,
2. Penentuan lokasi,
3. Pelayanan yang diberikan,



Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang diajukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Persediaan barang pada minimarket Indomaret agar dapat disajikan dengan lebih lengkap agar apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi .
2. Mayoritas konsumen Indonesia sensitive terhadap harga, karena itu Alfamart agar menekan harga dengan cara memutus saluran distributor yang panjang yang akan meminimalkan biaya dan pada akhirnya harga menjadi sama dengan pesaing. Selebaran yang full color dengan informasi produk dan harga tidak akan banyak mempengaruhi pembeli karena mereka juga akan mendapat selebaran yang sama menarik dari peritel lainya.
3. Pelayanan pada minimarket Indomaret sebaiknya ditambahkan dengan fasilitas pesan belanja melalui telpon agar tidak kalah dengan pesaing.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain dan organisasi
perdagangan atau minimarket lain sebagai pembanding agar didapat hasil
yang lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. CV. Alfabeta. Bandung.
Anaz, S. 2007. Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Wisata Bahari Lamongan. Skripsi UNNES.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Jasa. PT. Indeks. Jakarta.
Pramesti, G. 2008. Solusi Express SPSS 15.0. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. PT Buku Kita. Yogyakarta.
Rangkuti, F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Riduwan, D. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Edisi Baru. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Tjiptono, F., dan Chandra, G. 2005. Service Quality and Satisfaction. Andi Yogyakarta
Usman, H., dan Akbar, P. 2006. Pengantar Statistika. Edisi Kedua. Bumi Aksara. Yogyakarta.
- - - - - -. 2008. Analisis Perbedaan Kepuasan Nasabah Sebelum dan Sesudah Menggunakan Layanan Jasa Mobile Banking di Yogyakarta. Skripsi UNAS.
- - - - - -. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pemakai Hotel Jayakarta Yogyakarta. Skripsi UNAS.

Berdasarkan artikel diatas saya akan mengulas beberapa kesalahan yang dilakukan oleh penulis menurut saya kata "pada" yang diletakkan setelah kata "pelayanan" kurang efektif lebih baik dihilangkan karena tanpa menggunakan kata "pada" pembaca sudah mengetahui makna judul tersebut.Pada bagian abstrak peletakkan tanda baca yang salah seharusnya setelah kata "Bekasi" diletakkan tanda (.)bukan tanda (;).Pada kalimat keempat penulis menuliskan "SPSS versi 15.0" seharusnya penulis menjelaskan maksud dari SPSS karena tidak semua yang membaca artikel ini seorang ekonom.Pada kalimat kelima penulis meletakkan kata "sedangkan" diawal kalimat karena kata "sedangkan" merupakan kata penghubung.Pada kalimat keenam sebaiknya tidak perlu meletakkan tanda (,) lebih baik diganti dengan kata "menunjukkan".
Pada bagian pendahuluan kalimat pertama kata "tatkala" sebaiknya diganti dengan kata "ketika". Pada kalimat kelima "demikianlah sebagaimana" sebaiknya kata sebagaimana dihilangkan saja atau menggunakan salah satu dari kata tersebut agar kalimat tersebut tidak rancu.Pada paragraf keempat kalimat ketiga kata "sedangkan" tidak boleh diletakkan diawal kalimat karena kata tersebut merupakan kata penghubung.Pada paragraf kelima "keduanya memiliki strategi pemasaran yang hampir sama dan pelayanan yang hampir sama juga" menurut saya sebaiknya penulis cukup menuliskan "keduanya memiliki strategi pemasaran dan pelayanan yang hampir sama".
Pada kerangka pemikiran paragraf pertama kalimat pertama kata "minimarket" tidak perlu dicetak miring.Kata "pertama", "kedua", "ketiga" sebaiknya tidak perlu dicetak tebal.Pada hasil penelitian dan pembangunan sebaiknya penulis menggunakan tabel untuk menjelaskan hasil dari penelitiannya agar lebih menarik minat pembaca.Pada metode penelitian penulis menggunakan tanda baca (,) setelah kata "kuisoner" sebaiknya dihilangkan saja.Penulisan saran terlalu panjang lebih baik menuliskan saran dengan singkat tetapi jelas makna dari saran tersebut.
Penulis melakukan kesalahan dalam penulisan daftar pustaka seharusnya pada daftar pustaka untuk judul buku diberi garis bawah atau ditulis miring karena itu sudah ketentuannya, akan tetapi penulis tidak memberikan baik garis bawah maupun cetak miring pada buku karangan anaz, S. Kesalahan penulisan daftar pustaka yang lain yaitu tidak mencantumkan nama pengarang dari buku tersebut.Pada penulisan penerbit sebelumnya menggunakan tanda (.) seharusnya menggunakan tanda (:).
Demikianlah ulasan yang saya berikan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi penulis.