Stock Inventory Itu Perlu
Awalnya adalah keluhan saya dalam mengelola toko “Madurejo Swalayan” tentang repotnya melakukan stock inventory atau pendataan jumlah stok seluruh item barang yang ada di toko. Kelihatannya mudah saja, tinggal menghitung dan mencatat berapa jumlah setiap item barang yang ada. Tapi pelaksanaannya bisa sangat-sangat menyita waktu dan tenaga. Sementara toko harus tetap buka dan melayani konsumen. Hal ini disebabkan karena “Madurejo Swalayan” belum memiliki sistem yang baku tentang bagaimana melakukan stock inventory yang benar dan efektif. Berbeda halnya dengan toko-toko besar yang sudah memiliki sistem inventory sendiri.
Rupanya hal yang sama juga dihadapi oleh rekan-rekan lain yang tergabung dalam kelompok diskusi Master Mind TDA (Tangan Di Atas) Jogja. Sebagai sesama pemula dalam dunia bisnis, seorang teman juga mengalami kesulitan melakukan stock inventory untuk barang-barang di toko ritelnya. Seorang rekan lain judeg (kebingungan) mengelola stok suku cadang dari usaha bengkel sepeda motor terutama terkait dengan bengkel-bengkel cabangnya yang tersebar. Sedangkan bagi seorang rekan lainnya yang menerapkan kemitraan dengan pengrajin dalam usaha handycraft produk tas berbahan natural, masalah stock inventory akan lebih sederhana dan kelihatannya belum mendesak, meski tidak berarti boleh diabaikan.
Ada beberapa hal penting yang muncul dalam diskusi yang kemudian saya catat. Beberapa hal yang kiranya perlu untuk ditindaklanjuti sesuai kondisi masing-masing.
- - Sebagai bagian dari rumusan “Retail is Detail”, stock inventory memang perlu dilakukan secara periodik yang waktunya disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Data-data stock inventory ini sangat diperlukan dalam membuat laporan neraca keuangan (financial balance sheet).
- - Perlu dicari cara yang praktis untuk melakukan stock inventory bagi tiap-tiap jenis bisnis yang berbeda. Khusus untuk bisnis ritel memang lebih njlimet (rumit) karena menyangkut sejumlah item barang dagangan yang sangat banyak jenis dan jumlahnya.
- - Salah satu cara yang (kelihatannya) relatif mudah diterapkan adalah dengan pengaturan rak (grondola) dan lemari untuk sekelompok jenis item barang tertentu (jika perlu setiap rak atau grondola dan lemari memiliki daftar barang masing-masing yang ada di atasnya).
- - Menugaskan setiap pelayan toko atau pegawai untuk bertanggungjawab terhadap sekelompok item barang yang ada pada rak-rak atau lemari etalase tertentu, sehingga memudahkan dalam pengawasan dan pengontrolannya.
- - Hal yang akan menjadi masalah adalah bagaimana agar pelaksanaan inventory dapat diselesaikan dengan cara seksama dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya.
- - Stock inventory perlu dilakukan secara periodik.
Peluang Bisnis Online Untuk Reseller
Salah satu trend bisnis saat ini adalah membuka toko di dunia maya alias online store dengan memanfaatkan fasilitas internet. Beberapa teman telah mulai mengembangkan usahanya justru melalui toko online. Nyaris bidang garapannya tak terbatas. Ada yang telah menjalankan toko pakaian (fashion) secara online dan nampaknya cukup berkembang. Juga menjual tas tangan berbahan natural, sebagai produk handycraft, juga memulainya secara online.
Sistem bisnis online ini telah diakui oleh banyak kalangan kini semakin berkembang pesat. Maka, ini adalah “dunia baru” dan sekaligus peluang yang perlu dicermati untuk jangan sampai ketinggalan jaman, terutama bagi para pelaku bisnis.
Salah satu cara memulai bisnis yang cukup mudah adalah menjadi reseller. Intinya, menjualkan produk orang lain. Dengan memanfaatkan sarana toko online yang kini dapat dilakukan dengan gratis melalui blog, tanpa perlu repot-repot mempunyai situs sendiri (meski yang terakhir itu pada saatnya akan diperlukan sebagai simbol bonafiditas), bisnis reseller ini menjadi demikian mudah dilakukan. Melalui bisnis reseller (dalam beberapa kasus) juga terbuka kemungkinan untuk dilakukan dengan tanpa modal awal (kecuali biaya sewa internet)
Salah satu keuntungan menjadi anggota suatu kelompok bisnis atau katakanlah komunitas yang anggotanya memiliki visi bisnis dan “frekuensi” yang sama, adalah adanya lalulintas informasi yang cepat dan nyaris tanpa batas. Dari hasil pertukaran informasi maka akan mudah diketahui dan dikomunikasikan siapa mempunyai bisnis apa. Kemudian dipilih yang mana yang disuka, lalu dibangunlah kerjasama dalam bentuk reseller. Mudahnya, ikut memasarkan dan menjualkan suatu produk yang dipilih dan disuka itu. Selanjutnya tinggal membuat blog gratisan untuk membuka toko.
Peluang semacam ini cukup menarik dan relatif mudah dan murah untuk digarap sebagai langkah awal memulai sebuah bisnis. Kata kuncinya hanya satu, yaitu suka ngublek-ublek dan main-main dengan internet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar